"Lo yang mulai, gue harap lo nggak bakal ngesel," gumam Razan sebelum membalas ciuman Raina yang terasa menggebu-gebu.
•••
Razan terdiam dengan mata yang tertuju ke arah depan, menghiraukan gadis yang tertidur sambil membelakanginya,
Ingatan Razan berputar beberapa jam yang lalu, Razan benar-benar hilang kendali akan birahinya sendiri, dan dengan bodohnya ia melakukan hal itu pada Raina, yang notabene sahabat kesayangannya,
Razan menoleh ke arah Raina yang memunggunginya, manatap punggung Raina yang tak terhalang sehelai kain pun,
Dengan pelan Razan memeluk tubuh mungil itu, dan meletakkan wajahnya di lekuk leher Raina yang masih asik bermimpi,
"Emhh.." gumam Raina sebelum mendudukkan tubuhnya tanpa menyadari Razan yang kini telah kembali menyandar di kepala ranjang, mengamati apa yang akan dilakukan Raina selanjutnya,
Raina yang masih setengah sadar pun menggaruk lehernya, dan menatap ke segala arah,
"Ini bukan kamar gue," gumamnya sambil memukul kepalanya dengan pelan, karena rasa pusing yang mengganggu kepala cantiknya itu,
"Jangan dipukul," Razan dengan pelan menarik tangan Raina dari kepala gadis itu,
"Razan!" pekik Raina sambil menatap horor ke arah Razan yang bersandar di kepala ranjang dengan tubuh telanjang, tunggu, Apaa?? Telanjang?
Razan mengamati Raina yang kini memeluk erat selimut yang ia pakai, seketika memori saat di mobil memutar di otak Raina, belum lagi apa yang mereka lakukan saat di tangga menuju kamar pribadi milik Razan,
"Udah inget?" tanya Razan yang membuat Raina menggelengkan kepalanya, dengan mata yang sudah berkaca-kaca,
"Razan lo tega banget sama gue," gumam Raina sambil mengusap pelan air mata yang kini membasahi pipinya,
Razan menghela nafasnya, lalu perlahan menarik tubuh telanjang Raina ke dalam pelukannya,
"Maaf, seharusnya gue tahan buat nggak sentuh lo lebih dalam,"
Razan hanya mendengar suara isak tangis dari Raina yang hanya diam tanpa membalas pelukannya, Raina bingung dengan perasaannya kali ini, egois jika Raina menumpahkan segala amarah dan kekecewaannya pada Razan, sedangkan yang memulai hal itu adalah dia sendiri,
"Kita nggak usah ketemu lagi, Zan," gumam Raina sebelum melepaskan pelukan Razan dan berjalan dengan selimut yang menutupi tubuhnya,
Raina berjalan dengan hati-hati karena rasa sakit di selangkangannya, Razan mengambil bantal untuk menutupi adiknya yang tadi ditutupi oleh selimut,
Razan mengamati Raina yang berjalan memungut pakaiannya dan berjalan tertatih menuju kamar mandi yang memang berada di dalam kamarnya,
Setelah beberapa menit, Raina telan kembali dengan pakaian yang ia gunakan semalam, dan Razan masih tak ingin membuka suaranya,
"Razan buka pintunya," pinta Raina setelah berada di depan pintu dan berusaha membuka pintu yang ternyata terkunci,
Razan mulai menegakkan tubuhnya dan menggunakan boxer yang semalam ia lempar kesembarangan arah, lebih tepatnya Raina yang melemparnya.
Razan berjalan menuju Raina yang enggan menatap ke arah Razan yang kini berdiri di sampingnya,
"Ra,"panggil Razan yang dihiraukan Raina, belum lagi posisi Razan yang kini menempel di dinding, dengan tubuh Razan yang mengapit tubuh mungilnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Kok Kita Nikah?[END]
Teen Fiction#narendra01 -part lengkap -sudah direvisi tapi revisinya untuk versi novelnya nanti ( sok banget versi novel, soalnya blm ada penerbit yang pas.) Sekian aja, langsung masuk ke sinopsis, cikidot! Raina Adiva adalah gadis berparas cantik yang memiliki...