17

97.7K 9.7K 458
                                    

'Anjir, ngapa jadi deg degan gini, padahal udah sering diginiin,'- batin Raina,

•••

"Ngapa bengong? Lanjutin makannya," ucap Razan sambil memakan nasi padang miliknya,

"Ehem!" Razan melirik ke arah Raina yang kembali makan, tapi kini wanita itu makan dengan pelan,

"Razan?" panggil Raina setelah menghabiskan makannya,

"Hmm,"

"Besok kira-kira bakal banyak cogant, nggak?" Razan melirik ke arah sang istri yang kini tampak berfikir,

Razan menghentikan acara makannya dan berputar menatap Raina yang duduk di sampingnya,

Raina yang merasakan tatapan tajam yang diberikan Razan pun langsung menatap ke arah lelaki di sampingnya,

"Apa?"

"Lo kok mikir tentang cogant-cogant sih! Emang gue kurang menurut lo?"

"Nggak, lo ganteng, banget malah,"

"Tapi?" tanya Razan yang membuat Raina terkekeh, Razan memang tahu bahwa ia ingin melanjutkan kalimatnya,

"Tapi, gini loh, punya suami ganteng, terasa kurang kalau nggak ada pacar yang ganteng," Raina terkekeh, sambil menatap wajah Razan yang mulai memerah menahan marah dan juga rasa cemburunya,

"Terserah," Razan berdiri dan berniat meninggalkan Raina yang sedang menahan senyumnya,

"Kalau lo melangkah lebih jauh lagi, gue bener-bener cari cowo lain," mendengar ancaman Raina, membuat Razan menghela nafasnya lalu berbalik berjalan menghampiri Raina,

Razan sengaja melipat tangannya di depan dada, dan menatap kesal ke arah sang istri yang kini memutar badannya,

"Cuami ciapa, cih?" tanya Raina sambil memencet pipi Razan yang tampak masih merajuk,

"Razan, gue cuman bercanda elah! Gini yah! Gue lagi hamil anak lo, mana ada cowo ganteng yang mau sama wanita hamil, gila kali tuh orang," Razan tau dibalik tawa yang diperlihatkan Raina, tersirat perasaan sedih karena kehamilan yang harus ia rasakan di usia mudanya,

Razan mengelus sayang puncak kepala Raina dan tersenyum,

"Kalau lo pengen nangis, nangis aja," Raina menangis dalam diam sambil memeluk pinggang Razan yang berdiri di depannya,

"Lo boleh nangis sepuasnya, tapi setelah itu, lo harus bahagia karena bayi kita,"

"Udah?" tanya Razan setelah beberapa menit berlalu, dan Raina sudah berhenti terisak, bahkan ia menatap dalam manik hitam milik lelaki yang kini tersenyum manis ke arahnya,

Raina mengangguk sebagai balasan,

"Gue ganteng nggak, Ra?" tanya Razan yang diangguki Raina,

"Banget,"

"Gue setuju! Pasti nggak ada cowo ganteng yang mau sama lo," Raina melebarkan iris matanya, karena tak terima dengan ucapan Razan yang terdengar menghinanya,

"Karena lo nggak pantes sama mereka, lo pantesnya sama cowo yang kek gue, nyaris sempurna,"

"Jadi jangan nangis lagi, simpan air mata lo, jangan keluarin air mata ini lagi buat kesedihan, tapi keluarin untuk hal-hal bahagia yang bakal gue ciptaan untuk wanita cantik yang sekarang lagi meluk pinggang gue," ucap Razan sambil menghapus air mata yang membasahi pipi mulus milik sang istri,

"Razan lo udah kenyang?" tanya Raina, yang dibalas anggukan cepat oleh Razan, entah kenapa porsi nasi padang memang berlebihan menurutnya, maka dari itu, ia sering tidak menghabiskan sebungkus nasi kesukaan orang tuanya itu,

Kok Kita Nikah?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang