20

88.7K 8.8K 49
                                    

Atau mereka hanya belum menyadari perasaan itu?

•••
Follow ig @navariraa yah, buat liat cast, dan spoiler chapter berikutnya, makasih✨

Seperti biasa hari ini Razan disibukkan dengan laporan keuangan dari cabang perusahaan yang sudah ia pegang, kesal? Tentu saja, karena ia harus berjauhan dengan istri mungilnya yang sekarang entah melakukan apa di rumahnya,

"Hah," Razan menghela nafasnya sebelum mengistirahatkan tubuhnya di sandaran kursi, ini sudah dua jam ia bergelut di depan kertas-kertas dan sesekali menatap ke arah komputer untuk mengecek seluruh pemasukan dan juga pengeluaran yang terjadi di cabang perusahaannya.

Razan mengambil smartphonenya lalu memfokuskan pandangannya ke arah layar.

My Raina

Razan?

Laper

Lo kapan pulang?

Mau disuapin

Anak lo bukan gue yang mau!

Sedari tadi ia memang mematikan benda pipih itu dengan harapan ia tidak akan terganggu dengan notif yang masuk, dan pekerjaannya cepat selesai,

Ia menekan gambar telepon, dan mendekatkan benda itu ke telinganya,

"Halo!" teriak seseorang di seberang telepon,

"Kenapa nggak bales chat?"

"Kerjaan gue belum selesai , Ra, capek banget," Razan terdiam saat Raina tidak membalas ucapannya, melainkan pintu ruangannya yang terbuka dengan sangat kencang, dan menampilkan seorang gadis yang kini berdiri di ambang pintu dengan wajah kesalnya,

"Gue lapar, Razan!" pekik Raina sambil menghentak-hentakkan kakinya,

Razan meringis saat gadis itu lagi-lagi memekik dengan sangat keras, dengan pelan Razan menegakkan tubuhnya, dan berjalan menghampiri Raina dengan langkah lesu,

"Capek banget gue, Ra," gumam Razan sebelum menumpukkan dagunya di atas kepala Raina,

Raina terdiam, sebelum menjauh dan memegang wajah tampan milik Razan, Raina meringis saat melihat mata lelah dibalik kaca mata anti radiasi yang digunakan Razan,

Raina menarik lembut tangan itu menuju sofa yang memang tersedia di dalam ruangan yang cukup besar khusus untuk CEO itu,

Raina mengusap dahi Razan dan terkekeh saat Razan menumpukkan dagunya di atas bahu Raina yang terbuka, karena saat ini Raina menggunakan baju bermodel sabrina,

"Lo juga belum makan?"tanya Raina yang dibalas anggukan,

Raina berjalan mendekat ke arah meja kerja milik Razan dan menekan tombol kecil yang berada di bawah meja,

"Tolong kesini," ucap Raina sebelum melepas tekanannya pada tombol,

Tak lama dari itu seorang gadis masuk dengan tergesa menuju ruangan dan tersenyum singkat ke arah Raina yang menatapnya datar, ingatkan ia untuk meminta Razan mengganti sekertarisnya menjadi lelaki,

"Iya, bu? Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong pesanin makanan di resto depan, pesan aja makanan yang paling diminati,"

"Baik, Bu," balas gadis itu sebelum menunduk dan sedikit melirik ke arah Razan,

"Pak Razan kenapa yah, Bu?"

"Bukan urusan kamu, intinya kamu pesan dua porsi, sekarang keluar,"

Mendengar nada perintah yang diucapkan Raina membuat gadis itu dengan cepat mengangguk dan berjalan keluar,

Kok Kita Nikah?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang