13

108K 10.8K 360
                                    

"Dan meskipun lo anggep gue licik karena hari itu, gue nggak pernah nyesel udah ngelakuin itu, karena itu yang buat lo harus nikah sama gue,"

•••

Pagi ini ia sudah bersiap menuju rumah baru yang akan mereka tempati, Razan dan Raina juga tidak menolak saat akan dipindahkan karena memang jarak rumah baru dan tempat kuliahnya lebih dekat,

"Raina?" panggil Razan yang baru saja selesai dengan barang-barang yang akan ia bawa ke rumah baru,

"Barang-barang lo mana?"

"Itu," tunjuk Raina pada satu koper yang cukup besar di dekat pintu,

"Itu doang?" Raina menganggukkan kepalanya sambil menatap ke arah Razan,

Razan melangkah mendekat ke arah Raina yang duduk di atas ranjang,

Dengan pelan Razan menyelipkan rambut Raina ke daun telinga gadis itu,

Lagi-lagi Razan tersenyum, setelah tiga hari pernikahan mereka, Razan benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik, dan lebih menunjukkan sifat posesifnya atas kepemilikannya,

Seperti, Razan sudah meminta akun sosial media Raina untuk ia loginkan di hpnya, begitupun sosial media miliknya yang ia loginkan di hp Raina,

Raina yang memang tak menyembunyikan apa pun, lantas mengikut saja apa pun yang diinginkan lelaki itu,

Cup

Razan mengecup sayang puncak kepala Raina sebelum kembali mengecek barangnya,

Raina melongo dengan apa yang baru saja dilakukan Razan, hanya itu? Tersenyum, mengecup, lalu pergi? Wah!

Setelah sepuluh menit berlalu, barulah Razan benar-benar menyelesaikan kegiatannya,

Raina yang melihat hal itu pun, lantas menegangkan tubuhnya dan berjalan menuju kopernya,

Belum sempat Raina mendorong kopernya, Razan lebih dulu menghampirinya lalu merebut koper berwarna pink itu,

"Eh!" kaget Raina, setelah Razan menarik kopernya,

"Lo turun duluan, kopernya biar gue yang bawa,"

Raina menganggukkan kepalanya lalu berjalan keluar kamar, dan ini salah-satunya, Razan tak pernah membiarkan Raina mengerjakan sesuatu yang akan membuatnya capek, atau kelelahan,

Raina menunggu Razan turun dari kamarnya, sungguh Raina tak sabar melihat rumah yang digadang-gadang seharga 27 M yang dijadikan hadiah pernikahan dari mertuanya, dan rumah itu sudah dibalik menjadi namanya, sehingga jika Razan bertingkah dan membuat Raina kesal, ia bisa dengan gampang mengusir Razan. Toh, itu miliknya,

"Mami," sapa Raina setelah melihat ibu mertuanya berdiri di dapur dengan posisi membelakanginya,

"Ehh, anak cantiknya Mami udah bangun, gimana bobonya," ucap Tia dengan senyum manisnya,

"Kayak biasa kok, Mami. Raina bantu-bantu apa, Mi?"tawar Raina, karena memang setelah tiga hari menginap di sini ia benar-benar tidak melakukan apa pun, hanya tidur, makan, main hp, lalu kembali tidur. Karena sang suami benar-benar overprotektif, dengan alasan 'Lo itu istri gue, bukan pembantu,' Raina hanya bisa mengangguk, Razan benar-benar menunjukkan sifat yang tidak ia tunjukkan sebelum menikah,

"Raina!" teriak Razan dari ruang tamu yang membuat Raina menghela nafasnya,

"Iya,"

"Ayo," ajak Razan sambil menghampiri Raina,

"Ma, tolong yah, kirimin mba-mba yang bisa di suruh buat bantu-bantu di rumah Raina,"

Itu buktinya, rumah Raina, ayo kita garis bawahi. Rumah Raina!

Kok Kita Nikah?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang