26

71.6K 7.5K 409
                                    

"Kita coba aja kali yee,"

•••

Spoiler chapter berikutnya udah aku up di ig lohh hihi🤫 follow yah bund-bund @navariraa

Sore ini Raina sedang memandang lurus ke arah taman yang ada di belakang rumahnya, taman ini memang baru dibangun beberapa minggu yang lalu sesuai permintaan sang anak yang masih di dalam perut, ditambah lagi bagian belakang memang belum terisi,

"Coklat panasnya," ucap Razan sambil menyerahkan secangkir coklat untuk Raina,

"Makasih," ucap Raina sambil menerima cangkir itu dengan hati-hati,

Razan tersenyum sebelum memberikan kecupan manis pada kening sang istri,

Setelah hari dimana Razan mengungkapkan rasa cintanya, Razan mulai lebih terang-terangan menunjukkan sisi romantis dan posesifnya, meski begitu Raina tetap tidak suka jika Razan terus mengutamakan kebahagiaannya tanpa mementingkan dirinya sendiri.

"Razan?"

"Kamu capek nggak jadi babu aku?" tanya Raina yang membuat Razan menghela nafasnya karena kesal, jadi selama ini wanita itu menganggapnya sebagai babu? Jika dipikir dengan otak yang bagus, tidak mungkin lelaki setampan dirinya memilih untuk menjadi babu, toh dia bisa saja langsung menjadi seorang model dengan wajah nyaris sempurna miliknya, yah 'nyaris sempurna' karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.

"Selama ini aku jadi babu kamu?"Raina mengangguk sambil meminum coklat hangatnya.

"Jujur yah, aku capek tau nyuruh-nyuruh kamu ini itu," Razan kembali menghela nafasnya sebelum mencubit pipi tembem milik wanita cantik di sampingnya.

Aww

"Sakit!" kesal Raina setelah berhasil menjauhkan tangan Razan dari pipinya.

"Apanya yang sakit?"

"Pipi aku!"

Cup

Tanpa diduga Razan melayangkan sebuah kecupan manis pada pipi Raina, yang tadi sempat menjadi sasaran cubitannya.

"Udah sembuh, kan?" goda Razan yang membuat Raina menunduk karena malu,

"Nggak,"

"Soalnya yang satu belum," Raina memberikan senyum manisnya pada Razan yang kini tampak malu karena permintaan Raina, permintaan? Hahaha, terdengar menggelikan.

"Sini,"panggil Razan sambil membantu Raina berdiri dan menjalan ke arahnya.

Razan mengamati wajah cantik milik Raina yang kini duduk di pangkuannya.

"Kamu sayang aku, kan?" tanya Raina yang dibalas dengan anggukan kepala,

"Berarti kamu mau nurutin apa yang aku mau?" Dengan pelan Razan kembali mengangguk dengan mata yang terus ia fokuskan pada kecantikan wajah wanitanya itu.

"Aku mau mobil kesukaan kamu, dicat warna pink, boleh?"

"Harus yah?" Razan merasa oksigen di sekitarnya semakin menipis, tolong! jangan mobil Ferrari hitamnya yang menjadi korban untuk membuktikan raza sayangnya pada Raina.

"Kamu nggak mau?" Raina menampilkan raut wajah sedihnya, dengan jarinya yang terus bergerak pada dada bidang milik sang suami.

"Bukan nggak mau, sayang. Tapi kan, mobil itu punya banyak kenangan buat kita. Inget kan? Mobil itu yang menjadi saksi bisu pas kita mau buat baby, kan—" belum sempat Razan menyelesaikan ucapannya, Raina lebih dulu menutup mulut lelaki itu menggunakan tangannya. Ish, Razan kembali mengungkit kejadian memalukan itu.

Kok Kita Nikah?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang