Raina, Rania, sudah enak diberi hati malah minta jantung,
•••
Disini mereka sekarang, di sebuah toko buku yang cukup terkenal di Jakarta pusat, Razan dengan sabar mengikuti Raina yang sudah setengah jam memutari rak buku yang khusus untuk buku novel,
"Razan bagus ini apa ini?" tanya Raina sambil mengangkat dua buku novel yang tidak dimengerti lelaki itu.
"nggak tau," Raina yang mendengar balasan Razan dengan cepat mengubah tatapan manisnya menjadi tatapan tajam ke arah Razan,
Razan yang mengerti akan tatapan itu dengan cepat menghela nafasnya,
"Emang gue nggak pernah baca dua-duanya, makanya gue nggak tau yang mana yang bagus, Ra,"
"Ish! Lo mah gitu, gini doang nggak tau," gerutu Raina sambil meletakkan kedua buku itu dengan kasar,
Razan yang tak ingin mengubah mood baik gadis di depannya, hanya bisa mengelus pundak Raina yang berusaha menepis tangan Razan dengan menggoyangkan pundaknya,
"Kita ambil dua-duanya aja, gimana?" bujuk Razan yang membuat Raina tersenyum, dan menganggukkan kepalanya antusias, ah, Razan manis sekali.
"Udah yuk? Pulang, kan udah ada tujuh novel?" Raina kembali menganggukkan kepalanya setelah mendengar bujukan Razan, hmm.. Raina sudah terbiasa dibujuk oleh lelaki itu, karena Razan adalah.......
Yah, Razan adalah budaknya.
"Ayo ke kasir," ajak Raina sambil menggandeng tangan Razan menuju kasir,
Sesampainya di karis, Raina tidak henti-hentinya bergerutu kesal di samping Razan.
"Lo kenapa?" Tanya Razan yang membuat Raina menatapnya dengan tatapan sebal,
"Gue salah apa lagi?"
"Nggak salah!"
"Terus?"
"Razan tutup mukanya," Raina merengek sambil bergelantungan manja di tangan Razan yang menatapnya dengan tatapan bingung,
"Banyak cewek genit!"
Razan yang mendengar ucapan Raina hanya bisa menghela nafasnya, yah! Sedari tadi ia sadar dengan tatapan-tatapan kagum yang tertuju padanya, tapi kenapa harus diambil pusing? Itu kan mata mereka, jadi hak mereka ingin melihat siapa, atau bahkan melihat apa pun, selagi digunakan untuk hal yang positif dan tidak menuju hal-hal negatif, yah terserah, tapi jika menuju ke hal yang negatif, tolong copot saja matanya.
"Mereka nggak genit Ra, cuman ngelirik,"
"Nggak! Mereka nggak ngelirik, mereka ngeliatin," pekik Raina sambil menunjuk ke arah gerombolan gadis yang secara terang-terangan menatap ke arah Razan.
Segerombolan gadis yang tadi menatap Razan langsung mengalihkan pandangannya secara serempak karena tertangkap basah menatap ke arah Razan.
Razan yang mendengar pekikan Raina dengan cepat menurunkan tangan Raina lalu menarik pundak gadis itu,
"Ustt! Jangan bikin malu, Ra," Raina yang mendengar bisikan Razan, langsung kembali menggerutu, belum lagi, Razan yang tampak biasa saja ditatap secara terang-terangan.
'Berasa artis kali ni cowo,'
"Ini, Kak," ucap Razan sambil menyodorkan buku-buku yang dipilih oleh Raina,
"Ini aja, Kak?" tanya kakak-kakak kasih itu sambil tersenyum ramah ke arah Razan yang membalas senyumnya,
"Iya, Kak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kok Kita Nikah?[END]
Ficção Adolescente#narendra01 -part lengkap -sudah direvisi tapi revisinya untuk versi novelnya nanti ( sok banget versi novel, soalnya blm ada penerbit yang pas.) Sekian aja, langsung masuk ke sinopsis, cikidot! Raina Adiva adalah gadis berparas cantik yang memiliki...