30

70.9K 6.6K 404
                                    

"Razan, Mami telepon." ucap Raina.

•••
Follow ig @navariraaa yah bund-bund🥰

"Angkat aja," pinta Razan yang membuat Raina mengangguk.

Dengan santai Raina menekan layar smartphone itu, lalu tak lupa menekan tombol loudspeaker agar Razan juga mendengar apa yang akan disampaikan Tia,

"Hallo, Mi," sapa Raina dengan riang, sedangkan Razan hanya terdiam tidak ingin ikut menyapa karena sibuk menciumi rambut sang istri.

"Razan di mana, sayang?"

"Nih di samping aku," Raina mendengar kekehan pelan dari seberang telepon.

"Mama mau bicara soal Dini," ucap Tia setelah meredakan kekehannya.

Raina melirik ke arah Razan yang kembali menggerutu kesal, sungguh setelah kejadian hari itu, dia benar-benar merasa jengkel jika ada orang yang membahas tentang gadis yang hampir mencelakai istrinya itu,

"Dia depresi."

"Terus urusannya sama kita apa?" balas Razan sebelum mendapat pukulan keras pada dadanya.

"Aw, apa sih, Ra. Emang bener kok, kita nggak ada urusannya sama tuh cewe," ucap Razan setelah meringis karena pukulan Raina.

"Kok bisa, Mi?" Raina mengabaikan Razan dan kembali melanjutkan komunikasinya bersama sang mertua.

"Hm, tanya Razan gih, dia inget nggak anak kecil yang selalu ngikutin dia pas sebelum kenal kamu,"

"Nggak," jawab Razan yang membuat Raina memutar matanya karena kesal.

"Yang selalu narik baju kamu kalau ke mana-mana itu loh,"

Razan tampak berfikir setelah melihat Raina yang memelototinya,

"Oh, iya. Anak kecil yang nangis karena es krimnya jatuh, terus aku kasiin punya aku, kan?"

"Nah iya. Dia pindah ke Bandung setelah hari itu. Dan dia baru balik ke Jakarta, dan niatnya emang ketemu kamu,"

"Apasih, Mi. Kan udah ketemu,"

"Mami mau kamu tanggungjawab sampai Dini bisa jalan lagi. Mungkin cuman dua bulan,"mendengar ucapan sang Mami membuat Razan dengan cepat ingin menolak mentah-mentah perintah itu.

"Iya, Mi. Nanti Raina yang bujuk Razan."

"Kamu nggak boleh cemburu yah? Razan cuman cinta sama kamu. Mami takutnya, Dini ngelapor polisi, dan pasti berdampak di kamu. Dan kamu lagi hamil besar, Mami nggak mau kalau kamu harus pulang balik ke kantor polisi," Raina mengangguk membenarkan ucapan sang mertua sebelum membalasnya,

"Iya, Mi. Tenang aja,"

Setelah memastikan sambungan teleponnya mati barulah Raina menatap ke aras sang suami yang tampak ingin mengeluarkan kalimat penolakannya.

"Cuman dua bulan. Setelah dua bulan, mau dia sembuh atau belum, kamu udah nggak boleh berhubungan sama dia, kan?"

"Kok kamu gitu sih? Jelas-jelas dia itu perempuan loh, DINI, bukannya kamu nggak suka banget sama tuh cewe? Kamu suka kesel kalau bicara atau ngeliat Dini, kenapa sekarang malah nge dukung kayak gini." Raina tertawa karena melihat ekspresi kesal Razan jangan lupakan wajahnya yang ikut memerah.

"Kamu sayang sama aku?"  Razan mengangguk mantap,

"Cinta sama aku?" Raina kembali mendapat balasan anggukan.

"Bahagia sama aku?" Razan mengangguk lagi.

Raina menangkup kedua pipi mulus milik Razan lalu tersenyum.

Kok Kita Nikah?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang