Raina tertawa miris. Karena dirinya, Razan mengalami trauma yang berkepanjangan.
•••
"Nda?"
"Nda?" balita cantik itu menepuk pipi mulus sang bunda yang tertidur di bawahnya. Sudah dua hari berlalu, alat-alat yang berada di tubuh Raina sudah dicabut. Kecuali infusnya.
Merasa terganggu dengan tangan kecil yang sedari tadi menepuk pipinya, Raina mulai membuka mata dan menatap penuh tanya pada Raina.
"Cucu," Raina tersenyum dan mengelus puncak kepala Umayma.
Satu hal yang disyukuri Raina, karena ternyata Umayma mudah dekat dengan dirinya meskipun tidak pernah bertemu sebelumnya. Hal ini pun sudah ia tanyakan pada Razan, tapi jawaban lelaki itu sama, yakni ikatan batin seorang ibu dan anak tidak akan pernah putus.
Raina tersenyum dan mengambilkan botol susu yang berada di meja samping ranjangnya. Ah! Jika mencari keberadaan Razan. Razan sedang tertidur pulas dengan tangan yang bertenteng manis di perut Raina,
Sambil memegang botol susunya dengan tangan kanan, Umayma juga berusaha mengangkat tangan Razan dari perut sang bunda. Meski begitu tidak ada pergerakan sama sekali,
Umayma melirik ke arah Raina yang pura-pura tidak mengerti dengan keinginan balita itu,
"Nda?" lirih Umayma sambil menekan tangan Razan,
"Yah? Kat!" merasa tidak dihiraukan membuat Umayma memutar badannya dan kembali berbaring di atas Raina.
Raina mengelus pundak balita, tapi tak lama kemudian Raina mendengar isak tangis kecil dari Umayma yang kini menggosokkan wajahnya pada dada Raina,
"Uh, anak bunda, jangan nangis yah?" ucap Raina yang membuat Umayma semakin terisak.
"Yah?"
"Tangan ayah ngeganggu, yah?" Umayma mengangguk pelan sebagai balasan.
Dengan pelan, Raina mengangkat tangan Razan dari perutnya, dan memperlihatkan pada Umayma bahwa tangan ayah sudah berpindah tempat.
"Umayma nggak mau bobo?"
Umayma tidak membalas, karena terkejut tiba-tiba Razan kembali menumpukkan tangannya di atas tubuh mungil balita itu,
Huah!
Tangis Umayma seketika pecah, dan mampu membuat Razan terbangun dari tidur panjangnya,
"Ish, Razan, tangan kamu,"
Razan mengambil alih Umayma dari tangan Raina berusaha menenangkan balita itu dengan berbagai bujuk rayu, dan nyanyi-nyanyian kecil,
Tak ayal, Umayma mengamuk karena dipisahkan oleh sang bunda, Umayma berusaha menggapai sang bunda yang sudah menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang.
"Siniin aja, Ayah?"
Razan melirik sebelum menggeleng, "Badan kamu masih lemah, jangan banyak gerak dulu,"
"Nggak papa, Zan. Sampai Umayma tenang aja," Razan mengalah dan memberikan Umayma pada Raina,
Dan lihat! Balita itu berhenti menangis jika sudah berada dalam dekapan Raina. Huh! Balita itu benar-benar melupakannya jika sedang bersama Raina.
Razan menghentakkan kakinya sebelum kembali bergabung dengan Raina dan Umayma di atas ranjang.
"Nda?" Razan mengalihkan pandangannya dan tersenyum, dibalas dengan tatapan kesal dari Umayma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kok Kita Nikah?[END]
Teen Fiction#narendra01 -part lengkap -sudah direvisi tapi revisinya untuk versi novelnya nanti ( sok banget versi novel, soalnya blm ada penerbit yang pas.) Sekian aja, langsung masuk ke sinopsis, cikidot! Raina Adiva adalah gadis berparas cantik yang memiliki...