28

66.4K 7.3K 499
                                    

Berbeda dengan Dian yang langsung menarik sang anak untuk mundur.

•••

Follow ig @navariraa buat liat Spoiler cerita by navarira yuk  ig baru nichhh unch🤫
Lebih aktif di i0g, diajak ngobrol-ngobrol, curcol juga sabij🤣❤️

•••

Belum sempat Adel membalas ucapan Tia, dokter yang menangani Dini pun keluar sambil tersenyum.

"Keluarga dari saudara Dini?"

"Saya, Dok! Saya ibunya," ucap Adel cepat sebelum berjalan mendekat ke arah dokter yang terlihat masih muda itu.

"Baik, pendarahan yang sempat terjadi, Alhamdulillah bisa kami hentikan, tapi tulang tangan kirinya sedikit terkilir, dan kakinya kanannya mengalami keretakan yang cukup serius," jelas sang dokter yang membuat Adel terdiam,

Razan mendekat, sambil menggenggam tangan Raina.

"Lakukan yang terbaik untuk perempuan itu Dok, tentang biaya saya yang akan mengurusnya," ucap Razan agar bisa mengurangi rasa bersalah dalam diri Raina, yang sebenarnya tidak salah apa-apa.

"Baik Pak, kami usahakan. Sekarang pasien sudah bisa ditemui, tapi jangan membuat pasien terganggu," sebelum dokter itu pergi, ia tersenyum ke arah Razan lalu mengangguk.

Raina dengan setia berdiri di samping Razan yang juga terus menggenggam erat tangannya.

"Udah, kan? Kamu nggak salah, kita pulang sekarang, kamu butuh istirahat," Raina menggeleng tanda tak setuju,

"Raina mau ketemu Dini dulu, boleh?" Raina menampilkan raut wajah memelasnya untuk membuat Razan luluh karena terlihat dari raut wajah lelaki itu sudah seperti ingin menolak permintaannya.

"Aku temenin," Raina mengangguk sebelum melangkah memasuki ruangan Dini,

Raina menghela nafasnya saat melihat Dini terbaring dengan pandangan ke arah langit-langit kamar.

"Razan," lirih Dini saat melihat Razan ikut masuk ke dalam ruangannya,

Razan hanya menampilkan raut datar seolah ia tak peduli dengan keadaan wanita ular di depannya. Sial! Jika tadi Raina tidak memegang erat pinggiran tangga, entah apa yang terjadi pada Dini akibat balasan dari Razan.

Untung saja Raina lebih memilih melukai gadis licik itu, daripada harus mengorbankan dirinya dan bayi mereka.

"Badan aku sakit," gumam Dini sambil berusaha menggapai lengan Razan yang berdiri di samping tempat tidurnya.

Razan menepis kasar tangan Dini, yang mampu membuat gadis itu meringis pelan,

Raina mengelus punggung Razan untuk menenangkan lelaki itu. Razan menghela nafasnya saat merasakan elusan lembut di punggungnya.

"Semua karena perempuan yang ad—" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Dini langsung memekik keras saat Razan dengan kasar membanting gelas kosong yang berada di atas meja di sampingnya.

"Denger! Seharusnya lo bersyukur, cuman ini yang terjadi sama lo. Seandainya tadi Raina ikut jatuh, mungkin untuk bernafas pun lo bakal susah, karena gue nggak segan-segan basmi manusia licik kayak lo," Razan menatap tajam ke arah Dini yang mulai tampak ketakutan terbukti dengan keringat dingin yang mulai keluar membasahi lehernya.

"Apa-apaan ini!" teriak Adel saat melihat gelas pecah yang berada di lantai, ia menatap nyalang ke arah Razan yang berdiri di samping anaknya.

"Keluar kalian!" teriak Adel murka sambil menarik Razan keluar dari ruangan sang anak.

Kok Kita Nikah?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang