11

104K 11.2K 137
                                    

"Mandiri dan siaga itu beda, siapa tau Razan butuh bantuan makanya Mami dan Mama harus siaga di samping mereka," ucap Tia yang diangguki tegas oleh Dian, dan membiarkan kedua paruh baya itu menghela nafasnya,
•••
🧚‍♀️Hai siapa pun kamu, selama membaca yah!🧚‍♀️

🦕follow ig:@andivarira dan @navariraa🦕

•••

Hari ini hari dimana Raina akan benar-benar melepas masa remajanya dengan menikah dengan sahabatnya sendiri,

Garis bawahi! Sahabatnya sendiri,

Entah sudah berapa kali ia menghela nafasnya karena keputusannya kali ini bukan hanya melibatkan dirinya, tapi melibatkan banyak orang, termasuk keluarga besar,

"Raina?" dengan lembut Dian mengusap punggung putrinya lalu tersenyum,

"Kenapa?"

"Ma? Ini keputusan yang terbaik,kan?" tanya Raina yang membuat Dian menganggukkan kepalanya,

"Dengerin Mama," Dian mulai mempertemukan lututnya dan lantai lalu memegang paha milik Raina yang sudah tertutupi dengan gaun pengantin mewah, dengan harga fantastik,

"Raina sadar kan, kalau apa yang Raina lakuin itu salah?" Raina menganggukkan kepalanya dengan ragu,

"Sekarang waktunya perbaiki kesalahan itu, Raina percaya sama Mama, kan? Mama udah yakin kalau Razan adalah lelaki terbaik buat dapetin anak Mama satu-satunya,"

"Tapi Raina takut ngecewain Mama,"

"Nggak kok! Ini udah jalana Tuhan, awalnya Mama emang kecewa karena nggak bis ngehargain anak Mama,"

"Tapi, Mama juga nggak tau lagi harus gimana kalau hari itu Razan nggak ngikutin Raina,"

"Hal itu yang buat Mama yakin, kalau orang yang tepat buat jagain Raina, yah cuman Razan," ucap Dian setelah menarik hidup mancung milik putrinya,

Raina menatap dalam ke arah manik hitam milik Dian yang tampak berkaca-kaca, belum sempat ia kembali berbicara, Dian lebih dulu memeluknya dengan erat, dan beberapa kali mencium puncak kepalanya dengan sayang,

"Mama sayang Raina,"gumam Dian sebelum melepas pelukannya,

Raina tersenyum tulus pada sang Mama yang tampak terharu dengan pernikahannya yang sebentar lagi dilangsungkan,

"Raina sayang Mama," balas Raina sebelum kembali memeluk tubuh Sang Mama yang kini terkekeh pelan,

"Udah ah, jangan nangis nanti riasannya luntur," canda Dian yang membuat Raina pura-pura cemberut,

Tak lama kemudian, seorang lelaki paruh baya masuk ke dalam kamar itu, dan berjalan menghampiri Raina dan Dian,

"Acaranya udah mau dimulai, ayo!" ucap Rehan yang membuat Raina menatapnya dalam diam,

"Papa masih marah, kan?" tanya Raina yang dibalas gelengan kepala oleh Rehan,

"Udah Papa balas," jawab Rehan yang membuat Dian dan Raina menatapnya dengan tatapan penuh tanya,

Balas? Apa yang lelaki paruh baya itu lakukan?

"Kamu bakal tau sebentar lagi,"

"Ayo cepetan!"

Mendengar nada perintah dari sang Papa membuat Raina dengan cepat menegakkan tubuhnya dan menggandeng tangan Papa dan juga Mamanya,

Raina memejamkan matanya saat pintu gedung terbuka, dan menampilkan sosok Razan yang berdiri di depan seorang penghulu,

Kok Kita Nikah?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang