Bagian 47

17 1 0
                                    

Saat jiwa terlepas dari raganya, saat itu juga perpisahan terasa begitu nyata.

Selamat jalan papa Aksa, 2 Juli 2019.

***

Author POV

Satu pesan muncul di layar ponsel Fredella, pesan dari Aksa.

Lagi apa? Aku telepon ya?

Lagi ngerjain final project di kos Tari nih sama temen-temen

Ah yaudah, aku nggak ganggu deh

Iya maaf yaa nggak bisa telepon soalnya lagi sibuk

Iya gapapa, jangan lupa makan

Iya nanti kalau udah rada senggang aku makan

Kos Tari daerah mana?

Deket kampus, Jalan Nusa Indah no 2, kenapa?

Nggak papa, udah sana lanjutin ngerjainnya, semangat !

Iyaa, good night

Fredella kembali meletakkan ponselnya, Tari menatapnya dengan pandangan menggoda, "Duh bucin kali temen kita yang satu ini."

Putri mengangguk membenarkan, "Nah baik-baik gini terus dong, kalau tiba-tiba galau di pojokkan kamar kan kita bingung lo kenapa."

Fredella hanya nyengir kuda, "Sampai mana tadi?"

"Kebiasaan yaa suka banget rumpi nih mak-mak." Cibir Diki, satu-satunya lelaki yang ada disana.

Ponsel Fredella berdering menampilkan video call dari Aksa.

Fredella memperlihatkan notifikasi itu dan bertanya pada teman-temannya, "Angkat nggak? Tadi gue udah bilang kalau gue lagi disini sih."

"Angkat aja udah, siapa tau kangen." Ujar Tari menggoda.

Dengan ragu Fredella sedikit menjauh dan mengangkat video call tersebut sebelum mati.

"Ya kenapa?"

"Aku kirim makan kesitu, drivernya lagi on the way."

"Ih kenapa repot-repot sih?"

"Enggak repot tau." Balas Aksa dengan senyumannya.

Fredella beralih ke teman-temannya, "Guys, Aksa mau ngirim makanan nih, driver ojol nya lagi on the way." Dia memutar kameranya, memperlihatkan teman-temannya yang sibuk dengan laptop masing-masing.

"Ah baik sekali, makasih Aksa, salam kenal, gue Tari." Ujar Tari.

"Sering-sering ya Sa, salam kenal juga gue Putri." Tambah Putri.

"Yang laki-laki lagi sariawan Sa, namanya Diki."

Diki melotot, "Sembarangan, gue bukan sariawan ya."

"Terus apaan dong?" Tanya Putri.

"Ambeien." Balasnya dengan nada kesal yang dibuat-buat membuat yang lain tertawa bahagia.

"Pulang jam berapa kamu?" Tanya Aksa.

Fredella memperlihatkan wajahnya kembali, "Paling bentar lagi, jam 10 an."

"Emang berani pulang jam segitu sendirian?" Tanya Aksa memastikan, "Atau mau aku jemput aja?"

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang