Bagian 41

19 2 0
                                    

Ada perasaan aneh yang mulai muncul di hati namun tak mampu dikonversi menjadi kata.

***

Author POV

"Dingin nggak?" Tanya Aksa sedikit berteriak agar suaranya dapat di dengar oleh Fredella.

"Sedikit." Jawab Fredella mendekatkan wajahnya di samping telinga Aksa.

Aksa menarik tangan Fredella dan memasukkan ke dalam saku jaketnya, "Masukin sini aja."

Fredella tak menjawab juga tak bereaksi, untuk pertama kalinya jantungnya berpacu secepat itu saat bersama Aksa.

Aksa masih saja menggenggam tangan Fredella, takut perempuan itu akan menarik paksa tangannya.

"Jangan ditarik, gue cuma nggak mau lo sakit besoknya. Lagian kenapa nggak bawa jaket sih?"

"Tadi gue buru-buru, abang gue mana mau berangkat siang." Balas Fredella.

Tadi pagi Fredella memang di jemput kakaknya, sepupu lebih tepatnya. Papa dan mama Fredella adalah anak terakhir di keluarganya, oleh karena itu setua apapun umur Fredella, dia tetap saja dipanggil adik oleh sepupu-sepupunya, sama halnya dengan Didi, abang yang dimaksud Fredella. Dulu Fredella sering meminta Didi untuk menjemputnya di sekolah, akhirnya setelah lulus SMP Didi tertarik untuk bersekolah di tempat Fredella dan kini akhirnya keduanya dapat bersekolah di tempat yang sama lagi.

Fredella selalu mengejek Didi, katanya, nggak capek lo jadi adik kelas gue mulu dari TK? Namun Didi selalu menjawab dengan gelengan lalu berkata, sabar.

Aksa tak lagi menjawab, dia masih saja menggenggam tangan gadis itu, berbagi kehangatan melalui genggaman tersebut.

"Tangan lo yang kanan masukin ke saku juga dong Fre, tangan kanan gue pegang gas nih." Ujar Aksa.

Dengan ragu Fredella memasukkan tangannya ke dalam saku jaket Aksa. Hal yang membuat senyum Aksa mengembang, malam itu keduanya menelusuri kota dengan tangan saling bertaut juga senyum yang diam-diam mengembang di sudut bibir keduanya.

"Aksa, deket rumah gue ada pasar malam loh, mau kesana dulu nggak?" Tawar Fredella berusaha mencairkan suasana.

"Boleh, lo dicariin mama lo nggak kalau balik kemalaman?"

Fredella menggeleng, "Enggak, lo gimana? Nggak papa balik malam?"

Aksa menggeleng, "Anak laki mah biasa balik malam."

"Yaudah, ke pasar malam dulu yaaa." Fredella kemudian menunjukkan arah menuju pasar malam yang dimaksud.

Sesampainya di pasar malam, keduanya berjalan beriringan, melihat-lihat barang-barang yang dijajakan disana.

"Kayaknya salah nih gue ngajak lo kesini sekarang." Ujar Fredella.

"Kenapa?"

"Gue lupa ini malam Minggu Sa, gila orang pacaran semua isinya."

Aksa terkekeh, dengan gerakan cepat dia merangkul tubuh Fredella, "Kalau gini udah mirip orang pacaran belom?"

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang