Bagian 37

33 3 0
                                    

Tidak semua hal di duniamu sama dengan hal di dunia orang lain, terkadang mereka bertentangan dan berseberangan.

***

Author POV

Gavin menatap ponselnya sedari tadi, ratusan pesan berisi permintaan maaf telah dia kirim ke Fredella, namun hingga sekarang belum ada tanda-tanda gadis itu akan membalas pesan darinya.

Gavin menjambak rambutnya frustasi, dia tak menyangka bahwa kebohongan dan kecerobohannya mampu memperumit keadaan.

Menyesal, hanya itu yang bisa dia rasakan, dia berharap Fredella tak benar-benar serius dengan ucapannya tempo hari.

Dalam keterputusasaannya, entah kenapa nama Tarisa muncul, dia berharap Tarisa bisa membantunya menyelesaikan masalahnya dengan Fredella.

Tanpa pikir panjang, dia mendial nomor Tarisa.

"Ya, kenapa Vin?"

"Tar, gue butuh bantuan lo, bisa ketemu sekarang nggak?"

"Bantuan apa?"

"Gue jelasin nanti, gue jemput lo sekarang ya?"

"Gue lagi di luar sih sama Keanu."

"Dimana? Gue susul sekarang."

"Oh boleh, di kafe makanan Korea di deket by pass, lo tau kan?"

"Tau, gue kesana sekarang."

"Oke."

Sambungan telepon terputus, Gavin buru-buru menyusul Tarisa. Jarak dari rumahnya menuju kafe yang dimaksud Tarisa memang tak cukup jauh, hanya butuh waktu 15 menit hingga dia sampai di kafe itu.

Dia mencari keberadaan Tarisa dan Keanu, melihat Gavin di pintu masuk, Tarisa melambaikan tangannya.

Melihat Tarisa, Gavin bergegas menghampirinya, "Duduk Vin." Titah Tarisa.

"Gue butuh bantuan lo Tar, gue nggak tau harus minta tolong ke siapa lagi selain lo." Ujar Gavin langsung pada intinya.

"Kenapa?" Tanya Tarisa.

Gavin mulai menceritakan kejadian di kafe tempo hari dengan detail tanpa ada satupun yang terlewat. Bahkan Gavin juga menceritakan bahwa sang mama ikut menginterogasinya selepas pulang ke rumah.

"Gue sih mau bantu, tapi kayaknya sulit deh Vin, kita semua kan tau gimana Fredella." Tarisa mengutarakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Keanu mengangguk, "Iya, gue juga nggak yakin."

"Please, gue mohon lo bantuin gue Tar." Pinta Gavin.

"Oke gue coba telepon dia dulu ya." Tarisa mengambil ponselnya dan mendial nomor Fredella, tak lupa dia menyalakan mode loud speaker pada ponselnya.

"Iya, kenapa Tar?"

"Fre, lo ada waktu nggak?"

"Kenapa emang?"

"Gue ada yang mau diomongin nih sama lo."

"Gue lagi pergi nih sama abang gue."

"Bisa ketemu bentar nggak? Atau gue samperin lo deh kalau lo bisa."

"Aduh gimana ya, mendesak banget nggak? Gue soalnya nggak enak sama abang gue."

"Yah, masak lo nggak bisa sih Fre?"

"Atau kalau mendesak gue minta abang gue pulang duluan deh, ntar gue naik angkutan umum aja."

"Nah gitu dong, sekarang lo dimana?"

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang