Bagian 26

32 5 0
                                    

Jangan mengatasnamakan 'menurut semua orang' untuk opini yang tumbuh dan berkembang di kepalamu sendiri.

***

Author POV

"Fre, mau makan dulu nggak?" Ujar Aksa sedikit berteriak.

"Kenapa? Lo lapar ya?"

"Dikit sih .."

"Yaudah makan dulu aja." Putus Fredella.

"Tapi kaki lo?"

"Nggak papa, asal ketemu mie ayam mah bisa ditahan." Sahut Fredella.

Aksa tersenyum lebar, "Oke princess."

Tak butuh waktu lama motor Aksa sudah terparkir di depan warung mie ayam langganan keduanya.

"Lo duduk aja, gue yang pesen."

Fredella mengangguk, dia berjalan mencari bangku yang masih kosong lalu duduk disana.

Tak lama kemudian Aksa duduk di depan Fredella.

"Lo nggak ada mau cerita gitu kenapa kaki lo bisa kaya gitu Fre?" Aksa bertanya tanpa pikir panjang.

Fredella menggeleng, "Enggak."

"Fre !"

Fredella menatap pelayanan warung yang memberinya es teh lalu tersenyum seraya mengucap terimakasih.

Fredella mengaduk es tehnya, "Gue kan udah bilang kalau gue lagi nggak fokus."

"Lo nggak natap gue, itu tandanya lo bohong."

Fredella terkekeh, "Tarisa bilang apa ke elo?" Alih-alih menjelaskan asal muasal lukanya, dia malah menyebut nama yang tak ingin Aksa dengar.

Wajah Aksa berubah menjadi makin sinis, "Fre, kita lagi bahas lo, bukan Tarisa."

"Dia bilang gue pacaran sama Gavin kan?" Tebak Fredella.

Aksa terdiam.

Fredella kembali terkekeh kali ini, "Hmm udah gue duga."

Aksa terdiam.

"Gue harus gimana lagi ya Sa ngadepin Tarisa?"

Aksa menjadi semakin bingung dengan gadis di depannya, "Lo kenapa nggak mau berbagi cerita ke gue sih Fre? Sampai kapan lo kaya gini? Apa-apa disimpan sendiri."

Fredella tersenyum pilu, "Gue cuma nggak tau aja harus mulai dari mana saking banyaknya cerita yang menumpuk di kepala gue."

"Lo bisa ceritain ke gue semuanya Fre, gue bakalan jadi pendengar yang baik buat lo, sampai kapanpun." Aksa meyakinkan.

"Masalahnya, tiap bareng lo, gue ngerasa masalah apapun yang gue hadapi hilang gitu aja." Jawab Fredella tak sepenuhnya membual.

"Tapi nggak gini caranya Fre, ntar lo bisa sakit."

"Cukup dengan lo selalu ada aja udah bikin gue merasa baik-baik aja Sa." Ujar Fredella tulus.

Aksa menatap Fredella dalam, dia tau gadis ini sedang tidak baik-baik saja. Namun inilah Aksa, dia enggan memaksa gadis didepannya ini untuk melakukan hal yang tidak dia mau.

Kami saling berpandangan kali ini,
Jauh di dalam sorot matanya, aku melihat luka yang menganga,
Di balik senyumnya, ku lihat derita,
Namun entah mengapa dia tetap saja bungkam tak bersua,
Tuhan, bolehkah aku menjadi malaikat pelindungnya untuk sekarang hingga masa  mendatang?

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang