Selalu terselip kebahagiaan bagi diri sendiri dibalik kemalangan orang lain. Rumus dunia.
***
Author POV
Fredella berjalan sendirian menuju parkiran, akibat kesiangan, dia mendapat tempat parkir di paling ujung. Jam masih menunjukkan pukul 10.40 saat kelas dia sudah selesai pelajaran.
"Loh Fre, udah balik juga?" Suara itu menginterupsi Fredella, dia menoleh dan mendapati Deni yang muncul dari koridor.
"Eh iya Den, lo juga?"
Deni mengangguk, "Tadi ada mapel kosong, jadi mapel terakhir dimajuin."
Fredella ber-oh ria, di sekolahnya memang sudah hal lumrah jika antar kelas tidak pulang bersamaan. Selain itu jika ada jam kosong, murid bisa dengan mudah memajukan jam pelajaran selanjutnya asal sang guru juga sedang tidak mengajar. Seperti kelas Fredella yang sering memajukan mapel agama ketika mapel kimia kosong, jargon teman-temannya ketika menemui sang guru agama adalah "mari majukan agama kita", sedang sang guru agama yang sudah akrab dengan kelas Fredella hanya tertawa dan mengiyakan permintaan kelas Fredella. Itulah salah satu hal yang dia sukai dari sekolahnya juga beberapa guru disana.
"Gavin gimana Fre?" Pertanyaan itu membuat Fredella menghentikan langkahnya lalu menatap Deni penuh arti.
"Kita udah selesai Den, jangan bahas dia lagi ya?" Pintanya dengan nada pelan.
"Oh sorry Fre, gue nggak tau dan nggak ada maksud." Ujar Deni tak enak.
Fredella mengangguk, "No prob, gue duluan ya Den." Pamitnya ketika sudah sampai di tempat motornya.
Deni mengangguk, "Hati-hati."
Fredella yang sudah selesai dengan helmnya mengangguk dan melajukan motornya, menyisakan Deni yang menatap kepergian Fredella.
Satu tepukan di bahunya membuatnya menoleh dan mendapati Pamungkas yang berdiri di sampingnya.
"Ngalamun aja lo !"
"Sialan ! Gue lagi lihatin Fredella tadi."
"Ada Fredella? Mana?" Pamungkas mengedarkan pandangannya ke penjuru parkiran.
"Udah pergi."
"Yah, kenapa nggak lo tahan?"
"Ya ngapain gue nahan-nahan Fredella, yang ada ntar jadi fitnah." Deni melanjutkan jalannya.
"Iya juga ya."
"Mau hot news yang sekaligus bisa jadi good news buat lo nggak?" Tanya Deni.
"Apa?"
"Fredella putus."
Satu detik, dua detik ..
"Serius?"
Deni mengangguk.
Pamungkas tersenyum penuh arti, "Yes akhirnya kesempatan buat gue terbuka lagi."
"Dih ngarep." Deni berlalu meninggalkan Pamungkas yang masih tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
Fredella Gavin putus? God give me second chance !
***
"Sabtu-Sabtu yang lain libur, eh kita nya malah masuk." Gerutu Tarisa.
"Yaudah sih nikmatin aja." Sahut Fredella yang sedang mengemasi buku-bukunya.
"Gue butuh liburan juga hiburan." Sahut Tarisa lagi.
"Anak-anak cowok pada mau bakar-bakar ikan tuh, lo pada mau ikut nggak?" Danita bersua.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionAku selalu bertanya kenapa dia suka musik keras? Sedang aku? Aku tidak menyukai itu, karena ku pikir hidupku sudah terlalu keras. - Fredella Ayunindya. Fredella selalu mengeluh tentang kesukaan Aksa, mereka berdua bak dua sisi mata uang yang berbeda...