Semakin lama bersama, semakin bergantung satu sama lain, semakin enggan dipisahkan.
Kadang manusia memang seegois itu.***
Author POV
"Gavin, ayo antar mama ke toko tanaman." Rena berjalan menghampiri sang putra yang sibuk dengan ponselnya.
"Gavin lagi sibuk ma, nanti aja."
Fredella menatap Rena, "Della antar ma, ada motor kan?"
Gavin menoleh, "Nggak ! Nggak ada ya acara naik-naik motor, panas-panas gini juga."
"Yaudah sana antar mama kalau nggak mau aku yang antar."
"Fine, aku antar." Putus Gavin.
Rena tersenyum melihat tingkah lucu anaknya, "Harus diamcam Della dulu ya baru mau. Ya udah mama ambil tas dulu bentar."
Rena berlalu, tangan Fredella tergerak mencubit pipi Gavin, "Jangan cemberut ah, nanti aku jadi makin gemas."
Gavin tersenyum samar, "Sini peluk dulu."
Fredella memeluk Gavin erat, "Udah, ayo ke depan."
"Kamu kenapa lucu banget sih Del?" Gavin berdiri lalu berlalu bersama Fredella.
Sesampainya di toko tanaman, Fredella dan Rena sibuk memilih-milih tanaman sedang Gavin hanya mengikuti langkah keduanya dengan sedikit malas.
Gavin diam-diam mengambil foto Fredella dan mengunggahnya di akun media sosialnya.
Gavinvin With my del 🖤 jangan lucu-lucu dong, aku kan jadi makin gemes.
Selesai mengunggahnya, Gavin kembali memperhatikan langkah Fredella, Fredella hari ini nampak begitu bersemangat, hal yang membuat Gavin semakin gemas dibuatnya.
Jangan suka senyum, nanti orang lain suka,
Jangan suka tertawa, nanti orang lain jatuh cinta,
Jangan lucu, nanti orang lain gemas,
Jangan pergi, nanti aku cemas.***
"Mau di tanam disini aja ma?" Tanya Fredella.
Rena mengangguk, "Kamu mau bantuin mama?"
Fredella menatap Rena lalu tersenyum dan mengangguk, "Aku suka tanaman ma, tapi sayangnya udah nggak ada space di rumahku buat nanam tanaman."
"Sering-sering kesini dong Del, mama kan jadi seneng kalau punya teman kaya gini."
Fredella tersenyum, dia mulai membantu Rena menanam tanaman yang baru saja dia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionAku selalu bertanya kenapa dia suka musik keras? Sedang aku? Aku tidak menyukai itu, karena ku pikir hidupku sudah terlalu keras. - Fredella Ayunindya. Fredella selalu mengeluh tentang kesukaan Aksa, mereka berdua bak dua sisi mata uang yang berbeda...