Why do I always smile when you take my picture? Because at that moment, I was grateful to see you, to be grateful for God's creation, you. - Fre.
***
Author POV
Semenjak hari itu, hubungan Fredella dan Axcelle nampak renggang. Sebaliknya, hubungan Fredella dengan Aksa semakin dekat, terbukti dengan Aksa yang sering kali menelepon Fredella hanya sekedar untuk menanyakan bagaimana hari-hari perempuan itu.
Sama seperti saat ini, ponsel Fredella berdering menampilkan nama Aksa disana.
"Ya? Kenapa?"
"Nggak papa, cuma pengen denger suara kamu aja."
"Aish .. udah denger kan? Gue matiin ya?"
"Eh jangan, belum juga terobati nih rindu."
"Kumat kan."
"Jadi gimana Fre?"
"Gimana apanya?"
"Yang kemarin, gue yakin lo nggak lupa."
"Ah iya itu -"
"Mau kan?"
"Tapi Sa."
"Tapi apa?"
"Gue takut kalau kita selesai, gue nggak cuma kehilangan kekasih, tapi juga sahabat."
"Nggak mungkin Fre, gue bisa jamin itu."
"Tapi Sa -"
"Udah gue nggak terima penolakan ya, hari ini kita resmi pacaran, titik."
"Sa."
"Aku tutup teleponnya, have a nice dream pacar."
Fredella menatap ponselnya bingung, tak tau harus berbuat apa sekarang. Semua kemungkinan terburuk berputar dikepalanya, bagaimana jika benar suatu hari dia dan Aksa putus, apa hubungan keduanya masih bisa seakrab sekarang? Apa Fredella masih bisa menghubungi Aksa kapanpun saat hatinya gundah? Fredella tak tau, dan kini ketakutan itu mulai menguasai hatinya.
***
Beberapa bulan kemudian ...
Hubungan Fredella dan Aksa berjalan mulus, namun tak banyak yang mengetahui bahwa keduanya telah resmi berpacaran, teman sekelasnya yang mengetahui hal itu juga hanya Axcelle dan Tyas saja. Namun bukankah kedekatan keduanya memang telah menjadi hal biasa diantara teman-temannya?
Axcelle masih sama, dia tetap tak setuju dengan hubungan keduanya, namun apa boleh dikata, Axcelle juga bukan seseorang yang merasa segala kemauannya harus di iyakan oleh Fredella. Keduanya masih berhubungan baik, masih saling bertukar kabar juga cerita, namun Fredella sama sekali tak pernah menceritakan tentang hubungannya dengan Aksa, dia enggan membuat lelaki itu merasa emosi lagi dan menghindar darinya.
Hari ini adalah hari dimana Fredella akan melakukan presentasi tugas akhirnya pada adik kelas. Dia sedikit gugup karena ini akan mempengaruhi nilai kejuruannya.
Tyas menghampiri Fredella, "Udah siap kan lo Fre?"
Fredella mengangguk, "Harus siap dong kan?"
Tyas mengangguk, "Yaudah sana lo naik, anak-anak yang ujian TA nya bareng lo udah pada naik, gue di bengkel sini soalnya."
Fredella mengangguk, "Oke, gue duluan yaa."
Berbekal laptop dan lembaran kertas di tangannya, Fredella berjalan menuju bengkel atas, disana penguji langsung mempersilahkan Fredella dan teman-temannya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionAku selalu bertanya kenapa dia suka musik keras? Sedang aku? Aku tidak menyukai itu, karena ku pikir hidupku sudah terlalu keras. - Fredella Ayunindya. Fredella selalu mengeluh tentang kesukaan Aksa, mereka berdua bak dua sisi mata uang yang berbeda...