Bagian 14

31 4 0
                                    

Setelah memilih konflik, alih-alih mengakui kesalahannya dan meminta maaf, sebagian dari mereka malah mencari konflik lain karena enggan disebut salah.

***

Author POV

"Fredella."

Deg !

Suara itu membuat tubuh Fredella menegang, dia hafal betul suara ini, suara orang yang sudah lama dia hindari.

Fredella tak menoleh, setelah sadar, dia mulai melangkahkan kaki menjauh, namun dia kalah cepat, laki-laki itu telah terlebih dahulu menahan tangannya.

"Fre, sampai kapan kamu mau lari?"

"Lepas !" Fredella berusaha menarik tangannya, namun dia kalah kuat.

"Fre ! Kita butuh bicara !" Tegas lelaki itu.

"Bahkan saat kita udah selesai aja lo masih berusaha buat nyakitin gue kaya gini ya." Ujar Fredella dengan pandangan kosong.

Deon melepaskan tangannya, "Sorry Fre, aku nggak ada maksud kaya gitu."

Fredella menggeleng, "Gue pergi."

"Fre —"

"Oh jadi perempuan ini yang sedari tadi bikin kamu lebih fokus ke hp daripada ke aku?" Seseorang tiba-tiba muncul saat Fredella bersiap untuk pergi.

Fredella memandang gadis itu, gadis yang satu tahun lalu muncul di akun Facebook Deon sekaligus muncul di kisah percintaannya. Fredella masih ingat wajah itu dan dia tak berniat untuk melupakannya.

"Oh .. ini mantan kamu itu? Jadi kamu masih aja berhubungan sama dia?" Tanya perempuan itu lagi.

"Ve, ayo pergi." Ajak Deon berusaha menghindari pertikaian.

Veronica menggeleng, "Lo tuh harusnya tau diri, lo itu cuma mantan ! Nggak usah hubungin pacar orang lagi !"

Fredella yang sedari tadi berusaha mengontrol emosinya tak bisa tinggal diam kali ini. Sudah cukup, dia tak mau kehidupannya diusik oleh dua orang ini lagi.

"Sorry, apa lo punya bukti kalau gue masih berhubungan sama dia?"

"Ve, udah." Deon lagi-lagi berusaha untuk membuat Veronica berhenti. Dia tau betul emosi Fredella kali ini sudah berada di puncaknya, dan itu tak akan pernah baik untuk siapapun yang ada di hadapannya.

"Bukti? Buktinya lo sama pacar gue ketemuan disini."

Fredella tersenyum tak habis pikir, "Lo harusnya cek dulu isi ponsel pacar lo sebelum nuduh gue." Dia memandang Veronica tak kalah tajam, "Ah gue lupa, dia pasti udah hapus semua chat perempuan di hp dia, atau malah dia ganti nama Ayu jadi Joko di hp nya kaya yang udah-udah."

"Jaga ya omongan lo, Deon nggak kaya gitu !"

Fredella menatap Veronica angkuh, "Coba aja ajak dia tukaran kartu perdana atau ponsel detik ini juga buat sehari atau dua hari, itupun kalau lo kuat lihat chat yang masuk." Tantangnya.

Deon terdiam, dia tak berani ikut campur, karna kalau sampai Veronica menuruti ide Fredella, sudah bisa dipastikan dia dan Veronica akan ribut besar karena pesan-pesan dari teman perempuan Deon.

"Lo —" Tangan Veronica tergerak untuk menampar wajah Fredella namun dihalangi oleh tangan yang lain.

"Apa-apaan ini, ada masalah apa lo sama cewek gue?" Ujar laki-laki yang baru saja menahan tangan Veronica.

Semua mata memandang ke arah laki-laki yang baru saja menepis tangan Veronica. Fredella masih berusaha mencerna apa yang barusan dikatakan lelaki itu, sedang Deon tak menyangka bahwa Fredella telah menemukan penggantinya.

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang