Bagian 6

37 2 0
                                    

Terkadang ia bingung, kenapa justru orang ini yang harus menghiburnya saat hatinya dipatahkan orang lain?

***

Author POV

"Eh elo !" Teriak seseorang di belakang Freya membuat dia menoleh, memastikan bahwa dia adalah orang yang dipanggil.

"Iya elo, siapa nama lo?" Tanya orang itu.

Jantung Freya berdegup kencang manakala dia melihat orang yang memanggilnya, di hadapannya telah berdiri seorang laki-laki berparas rupawan yang dia kagumi sejak awal masuk sekolah. Hal yang membuat Freya membeku sesaat.

"Halo, lo bisa ngomong kan?" Ujar laki-laki itu lagi.

Freya tersadar, "Eh, i-iya kak, saya Freya."

Laki-laki itu mengangguk, "Oh Freya, lo tau siapa gue kan?"

Freya mengangguk.

Raka, anak yang teguh, bijaksana, memiliki pengaruh dan kekuasaan, ujar Freya dalam hati.

Raka mengangguk, "Bagus, gue boleh minta sesuatu nggak?"

Freya menatap Raka bingung, "A-apa kak?"

"Lo gagap ya?"

Freya menggeleng.

"Gue nggak gigit elah, santai aja napa."

"Iya kak, kakak mau minta apa?"

"Tempo hari gue lihat lo berangkat bareng temen lo, gue boleh minta nomor temen lo nggak?"

Deg !

Jantung Freya berdegup tak beraturan kali ini, bagaimana bisa orang yang dikaguminya malah meminta nomor ponsel sahabatnya sendiri.

"Gimana? Boleh kan?" Cecar Raka.

"Eh itu kak, tapi anu, itu —"

"Kenapa? Lo takut dia marah? Tenang, gue nggak akan bilang kalau lo yang ngasih nomor dia ke gue kok." Ujar Raka seolah bisa membaca apa yang dipikirkan oleh Freya.

"Tapi kak —"

"Lo tetep nggak mau ya? Apa perlu gue mohon-mohon ke elo biar lo kasih?"

"Eh bukan gitu kak."

"Yaudah lo bisa kasih ke gue sekarang kan?"

Dengan ragu, Freya memberikan nomor Fredella pada Raka.

"Makasih Freya !" Ujar Raka tersenyum manis sembari berlalu.

Dan kini perasaaan Freya menjadi tak menentu, bagaimana bisa ini semua terjadi pada dirinya. Kini apa yang harus dia lakukan?

Dengan langkah gontai Freya berjalan menuju ruang kelasnya, Freya berharap Fredella tidak menyukai Raka, Freya berharap Raka tidak benar-benar tertarik pada Fredella. Terlebih temannya itu baru saja putus dari Deon, hal yang membuat Freya semakin overthinking. Namun semakin Freya memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, kepala Freya semakin berdenyut pusing. Jika bisa memilih, Freya ingin segera pulang dan tidur untuk menenangkan diri.

***

"Fre, kantin nggak?" Tanya Elvina.

"Gue bawa bekal sih .. kenapa? Lo mau gue antar ke kantin?"

Elvina menggeleng, "Gue sama Tyas aja deh, dia juga nggak bawa bekal soalnya."

Fredella mengangguk, "Lo mau makan di kantin?"

"Iya kayaknya, kenapa lo mau titip?"

"Gue lupa bawa minum, hehe. Tapi nanti aja deh gue nyusul."

"Lo mau minuman apa?" Aksa tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka.

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang