Jika aku dan kamu merupakan suatu kebetulan,
Maka bolehkah aku meminta kebetulan itu terus menerus berulang?***
Author POV
Hari demi hari berlalu, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga, kunjungan industri.
Waktu masih menunjukkan pukul 5 sore saat Fredella melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolahnya.
Dia berjalan menuju gedung serba guna, meletakkan barang bawaanya di sudut ruangan dan bergerak mengambil posisi duduk di antara para panitia yang telah terlebih dahulu datang.
"Udah lengkap semua kan ya?" Tanya Axcelle.
"Eh ini nunggu gue doang tadi?" Tanya Fredella pada Danita.
Danita mengangguk, "Iya, lo kejebak macet apa gimana?"
Fredella terkekeh, "Gue nungguin papa gue dulu tadi ambil mobil di tempat om."
Danita beroh ria dan beralih mendengarkan Axcelle.
"Ini rundown acara nya sekalian peraturan selama kunjungan industri, semua panitia bakal gue kasih satu-satu sesuai jurusan." Axcelle memberikan lembaran kertas itu pada para panitia.
"Baca aja dulu, kalau ada pertanyaan boleh langsung angkat tangan." Deni menambahkan.
Satu per satu panitia menerima selembaran kertas yang dibagikan Axcelle dan mulai membaca tulisannya.
"Udah jelas kan semuanya?" Tanya Deni lagi.
Para panitia mengangguk.
"Oke, kalau gitu gue minta tolong Fredella deh sama Danita buat ke supermarket beli air mineral, biar yang lain bantuin prepare disini."
"Tapi gue nggak bawa kendaraan." Ujar Fredella.
"Tenang, temen gue udah stand by di depan, mobil warna hitam, kalian langsung aja kesana. Ini daftar yang kalian harus beli sama uangnya." Deni memberikan secarik kertas dan beberapa lembar uang ke Fredella.
Fredella menerima uang itu, "Yaudah deh, gue duluan."
Danita mengikuti langkah Fredella, "Padahal gue pengen duduk-duduk manja di sekolah, semesta kayaknya emang nggak pernah memihak pada ingin gue ya Fre?"
Fredella terkekeh, "Gue mending disuruh belanja sih daripada disana ribet kesana kemari."
"Iya sih .. eh kayaknya itu deh mobil yang dimaksud Deni." Tunjuk Danita pada salah satu mobil yang terparkir disana.
Fredella melihat ke arah yang dimaksud Danita, dia sedikit terkejut membaca plat nomor yang tertera disana, pasalnya mobil itu seperti mobil kekasihnya, Gavin.
"Kayaknya sih .." Dengan ragu Fredella berjalan mendekati mobil tersebut.
Danita mengetuk kaca mobil tersebut, kaca terbuka menampilkan wajah Gavin, "Loh Gavin, lo orang yang dimaksud Deni?"
"Iya, masuk Ta." Sahut Gavin.
"Oke." Danita memandang Fredella, "Masuk Fre."
Fredella mengangguk, dia membuka pintu belakang lalu masuk mobil diikuti Danita disampingnya.
"Kalian nggak ada yang mau duduk di depan? Gue berasa supir beneran nih kalau gini." Tanya Gavin.
Fredella menatap Gavin, "Eh, Ta lo aja yang di depan, itu lo tinggal maju."
Danita menggeleng, "Lo aja Fre, gue di belakang."
"Loh kenapa? Kalian udah saling kenal kan? Bukannya kalian dulu temen sekelas?" Tanya Fredella.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionAku selalu bertanya kenapa dia suka musik keras? Sedang aku? Aku tidak menyukai itu, karena ku pikir hidupku sudah terlalu keras. - Fredella Ayunindya. Fredella selalu mengeluh tentang kesukaan Aksa, mereka berdua bak dua sisi mata uang yang berbeda...