Bagian 40

32 4 0
                                    

Kala itu kebahagiaannya sangat sederhana, sesederhana melihat lampu indikator pada LAN tester yang menyala bersamaan dan berurutan. — Kabel Straight.

***

Author POV

Danita duduk di samping Aksa saat laki-laki itu tengah sibuk mengamati Fredella dari kejauhan.

"Cantik kan Sa?" Danita membuka percakapan.

Aksa tersenyum tanpa menoleh, masih menatap gadis nan jauh disana, "Iya, cantik."

Sudut bibir Danita terangkat, "Udah dapat tempat magang?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Aksa mengangguk, "Udah, sama Axcelle."

"Dimana?"

"Tanggerang."

Danita mengangguk, "Hmm .. pisah dong sama Fredella."

Aksa menoleh, "Emang dia magang dimana?"

"Gue dengar tadi dia di Dinas PU sama Tyas."

Aksa beroh ria, "Oh, kalau lo?"

"Gue? Masih nunggu pengumuman sih, kalau lolos gue training dulu ke Jakarta, baru habis itu tau di kasih cabang mana." Jelas Danita.

"Bisa lah kapan-kapan kita ketemu disana."

Danita mengangguk, sementara Fredella berjalan menghampiri keduanya.

"Ngobrolin apa sih kayaknya seru banget? Ngomongin gue ya?" Tebak Fredella yang kini duduk di antara Aksa dan Danita.

"Sok tau sekali sobatku satu ini." Balas Danita.

Fredella terkekeh, "Aksa kan nggak pernah jauh-jauh dari gue." Dia menatap Aksa, "Ya nggak Sa?"

"Iyain enggak Ta?" Balas Aksa dengan muka menjengkelkan.

Danita terkekeh, "Iyain lah biar cepet."

"Hish kalian berdua sekongkol kan udah."

"Sana balik, dicariin Axcelle ntar, kasihan dia di dalam sendirian." Balas Aksa.

"Nggak mau ah, anak-anaknya pada genit, godain gue mulu, mentang-mentang gue cewek sendiri disana." Keluh Fredella.

Hari ini sekolahnya mengadakan acara tes minat bakat bagi calon peserta didik baru, karena tes tersebut berbasis komputer, sudah pasti jurusan Fredella yang dibuat sibuk dengan acara tersebut. Sama seperti saat menjelang ujian, ketika jurusan lain sibuk mempersiapkan diri untuk ujian, kelas Fredella justru sibuk mensetting jaringan lokal antar ruangan.

"Siapa yang berani godain lo? Sini gue omelin." Ujar Aksa dengan menggebu-gebu.

"Mau tukar sama gue?" Tanya Danita.

Fredella menggeleng, "Enggak, gue balik duluan deh, kayaknya bentar lagi kelar, gue harus print hasilnya."

"Yaudah sana, jangan rindu gue !" Balas Aksa yang membuat Fredella semakin bergegas meninggalkan Aksa.

Danita terkekeh, "Susah ya Sa?"

Aksa mengangguk, "Iya, susah."

Danita tak kuasa menahan tawanya, "Gue kalau jadi lo, udah gondok tau dari kapan dah ngadepin dia."

Aksa ikut terkekeh, "Iya, untungnya kan gue penyabar."

"Mending lo ungkapin deh, dia kalau nggak lo yang ngomong sendiri, nggak bakalan pernah percaya. Gue aja ampe heran, bisa ada orang kaya dia."

"Itu yang gue suka dari dia, pertahanan dirinya kuat." Balas Aksa.

"Iya sih, berkali-kali lo gombalin, tetep aja diam nggak bergeming."

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang