Bagian 7

36 4 0
                                    

Kamu memang selalu bertingkah seenaknya, tapi entah kenapa, aku suka.
— Fredella.

***

Author POV

Hari demi hari berlalu, liburan semester genap sudah di depan mata. Minggu ini menjadi minggu-minggu senggang bagi seluruh siswa, tak terkecuali bagi kelas Fredella yang lebih sering menghabiskan waktu di bengkel.

Bengkel yang dimaksud bukan bengkel seperti bengkel sepeda motor atau mobil, namun bengkel komputer karena memang Fredella memilih jurusan itu.

Banyak orang jurusan lain yang memandang jurusan pilihan Fredella adalah jurusan anak emas, dimana orang lain menilai bengkel itu terlalu mewah dan lebih rapi dari bengkel jurusan lain, namun memang begitu adanya, jurusannya tak pernah membiarkan bengkel mereka kotor.

Semua kegiatan bisa dilakukan di bengkel jurusan Fredella, kecuali makan saat AC menyala, hal yang merupakan pantangan utama bagi setiap siswa.

Seperti hari ini, teman-temannya sudah mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang memanfaatkan komputer sekolah yang memiliki spesifikasi tinggi untuk bermain GTA, ada yang memanfaatkan kecepatan wifi bengkel untuk mendownload film dan lagu, ada yang memilih untuk hanya bermain Spiderman Solitaire.

"Fre, liburan ke pantai yuk." Celetuk Tarisa, salah satu rekannya.

Fredella nampak berpikir, "Gue nggak ada SIM nih, tapi kalau ada yang bonceng mah, ayo aja."

"Lagi bahas apaan nih?" Aksa tiba-tiba datang dan mengambil posisi di samping Fredella.

"Kita mau ke pantai nih, lo mau ikut nggak Sa?" Tanya Tyas yang memang sedari tadi duduk di dekat Tarisa.

Aksa menoleh ke arah Fredella, "Lo ikut Fre?"

"Dia ikut kalau ada yang antar jemput katanya." Jelas Danita tanpa menoleh karena sedang sibuk bermain Solitaire.

"Oke dia ikut, gue yang jemput."

Fredella menatap Aksa, "Lo nggak nanya dulu gue mau dijemput ama lo apa nggak?"

Aksa nyengir, "Gue tau lo nggak bisa nolak gue."

Fredella melotot.

"Haha, bye gue kantin dulu." Aksa mengacak-acak rambut Fredella sebelum berlalu.

Setelah menatap kepergian Aksa, semua mata beralih menatap Fredella dengan tatapan meminta penjelasan atas apa yang baru saja mereka lihat.

Fredella tersenyum lebar memperlihatkan giginya, "Sumpah gue nggak tau apa-apa dan gue sama Aksa nggak ada apa-apa."

Namun nampaknya teman-teman Fredella tak semudah itu percaya, hal yang membuat Fredella mengeluarkan sumpah serapahnya pada Aksa dalam hati.

Ini memang jalan baru yang harus aku lalui,
Namun sepertinya bukan aku yang memilih jalan ini, melainkan Tuhan
Dan sepertinya aku mulai menyukai jalan ini,
Bau petricor yang muncul setelah hujan di jalan ini sungguh menenangkan,
Semoga hujan yang datang tak membuat jalan ini kembali berlubang

***

"Dek, mau balik?" Ucapan itu membuat Fredella menoleh dan mendapati Gilang, kakak tingkatnya sedang berdiri di belakangnya.

"Eh, Kak Gilang ngomong sama aku?" Tanya Fredella memastikan.

Gilang mengangguk, "Iya, emang ada orang lain selain kamu disini?"

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang