Yang lalu dan yang sekarang sama-sama baiknya, yang lalu baiknya berlalu, yang sekarang baiknya selalu - Aksa(ku).
***
Author POV
Dua tahun kemudian ..
Fredella terduduk menatap pantulan wajahnya di cermin. Dua tahun berlalu tentunya bukan waktu yang cepat dan sudah pasti banyak hal yang berubah dari kisah hidupnya.
Dia teringat hari dimana dunianya seolah berhenti berputar, hari itu hanya berselang tiga bulan dari kepergian Aksa kembali ke perantauan. Hari dimana akhirnya Aksa dan Fredella memilih menyerah pada hubungan keduanya.
Tak berselang lama dari hari itu, Fredella mengetahui fakta bahwa Aksa telah memiliki dambaan hati baru, orang yang tak lagi asing bagi Fredella. Hari itu, dia merasakan patah hati keduanya.
"Ku pikir saat aku memilih untuk mengakhiri hubungan kita, itu adalah terakhir kali aku merasakan patah hati karenamu. Namun ku keliru Aksa, ternyata aku kembali merasa patah hati saat melihat kamu memiliki dambaan hati baru. Ternyata patah hati tak melulu soal memiliki ya, terkadang patah hati justru muncul karena orang yang tak bisa kita miliki lagi." Ujar Fredella malam itu, masih dengan jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya.
Juga pada hari itu ketika Aksa membuat cuitan, "Yang lalu dan yang sekarang sama baiknya, yang lalu baiknya berlalu, yang sekarang baiknya selalu."
Hari itu Fredella tak tau harus bahagia atau bersedih. Di satu sisi kali ini Fredella tau bahwa cuitan itu memang di khususkan untuknya, namun di sisi lain, bukan cuitan menyakitkan seperti ini yang dia harapkan, ini menyakitkan hatinya, sangat. Bahkan saat Fredella memilih untuk memberi love pada cuitan tersebut, Fredella hanya ingin Aksa tau bahwa Fredella telah membaca cuitan itu, dan terluka tentunya.
Pikirannya juga kembali terlempar pada hari itu, hari dimana untuk pertama kalinya dia dapat mengungkapkan ketakutannya pada orang lain, hal yang membuatnya sedikit lega karena akhirnya ada orang yang mau mendengarkan ceritanya, orang itu adalah Danita.
Flashback on
Fredella memarkirkan motornya di depan warung mie ayam, Danita yang baru saja turun dari motor Fredella bergegas memesan makanan sedang Fredella mulai mencari tempat duduk dengan view yang menurutnya bagus.
Danita duduk di hadapan Fredella yang sibuk memperhatikan Jalan Jogja-Solo yang cukup ramai oleh orang-orang yang baru saja pulang kerja, pemandangan semakin menarik dengan rintik hujan yang perlahan mulai jatuh menghujam bumi.
"Suasananya emang cocok buat ngegalau sih, tapi bisa nggak galaunya di pending dulu, mie nya udah datang nih." Ujar Danita membuat Fredella menoleh dan tersenyum singkat. Tadi siang sepulang kerja, Danita iseng mengirim pesan pada Fredella bahwa dia sedang berada di Amplaz, akhirnya Fredella memutuskan untuk menyusul gadis itu.
Fredella mulai mengambil sambal dan mencampurnya dengan mie ayam di depannya.
"Mikir apa sih? Aksa lagi?" Tebak Danita.
Mendengar nama itu, Fredella refleks terkekeh aneh, "Kayaknya hidup gue isinya cuma Aksa doang ya, nggak ada yang lain?"
Danita mengangguk, "Ada, Axcelle." Jawabnya sambil memakan mie nya.
Fredella ikut mengangguk, "Emang monoton sekali."
"Ngomong-ngomong gimana Aksa?"
"Nggak gimana-gimana lah, baik-baik gitu kelihatannya." Balas Fredella sedikit acuh karena terfokus pada mie nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionAku selalu bertanya kenapa dia suka musik keras? Sedang aku? Aku tidak menyukai itu, karena ku pikir hidupku sudah terlalu keras. - Fredella Ayunindya. Fredella selalu mengeluh tentang kesukaan Aksa, mereka berdua bak dua sisi mata uang yang berbeda...