Bagian 22

27 5 0
                                    

Kemudian satu cerita mengalir, entah benar apa tidak, namun kedengarannya sangat nyata dan tanpa kebohongan, lalu sebagian orang mulai mempercayainya.

***

Author POV

"Gimana film nya Fre?"

Fredella yang tadinya sibuk meminum goodday mocca pemberian Axcelle, menatap Aksa tajam, "Nggak mau tau lo harus ganti tissue gue yang habis buat ngelap air mata gue gegara nonton tuh film."

Aksa terkekeh, "Seru kan?"

"Film apaan?" Tanya Axcelle.

"You are the apple of my eyes." Jawab Fredella.

"Oh yang tentang kisah cinta dua sahabat yang tak berujung selamat itu?" Tebak Axcelle.

Fredella mengangguk, "Kok lo tau sih Cell?"

"Lo dapat film itu darimana Fre?" Axcelle malah balik bertanya.

Fredella menunjuk Aksa dengan dagunya.

Axcelle menoleh, menatap Aksa dengan pandangan mengejek, "Kayaknya kemaren ada yang bilang nggak bakal nonton film genre kaya gitu deh kalau gue nggak salah denger."

"Ih samaan, temen gue juga ada yang bilang nggak suka genre kaya gitu juga tapi malah kasih gue film genre begituan. Jangan-jangan temen yang lo maksud sama kaya yang gue maksud?" Ujar Fredella.

Axcelle mengangguk, "Bisa jadi tuh."

Aksa hanya mampu tersenyum lebar, "Alhamdulillah dosa gue berkurang. Ayo, ayo, ghibahin gue lagi, ayo gue dengerin."

Fredella refleks mencubit lengan Aksa, "Kebiasaan."

"Fre, main yuk." Ajak Axcelle tiba-tiba.

"Dia ogah main kalau belum kelar ujian." Balas Aksa.

Fredella mengangguk, "Lagian September kita juga bakalan ke Bali kan? Hemat-hemat lo pada biar bisa foya-foya di Bali."

"Duit mah ada, gue tinggal keliling ke rumah om tante gue sambil bilang gue mau ke Bali, ntar juga dikasih jajan." Balas Axcelle.

"Lo mau jadi panitia kunjungan industri nggak Fre?" Ajak Aksa.

Fredella menggeleng, "Lo tau gue males ribet."

"Ikut aja, lo sama Aksa udah gue daftarin."

Fredella menatap Axcelle, "Wah lo kalau kaya gini terus bisa dianggap nepotisme sama anak jurusan."

Ya, Axcelle memang memiliki kedudukan lumayan tinggi di organisasi jurusan, semacam ketua. Hal yang kemudian menjadikan Aksa dan Fredella menjadi cukup terkenal di kalangan anak jurusan baik kakak tingkat, teman seangkatan hingga adik kelas karena keduanya adalah yang paling dekat dengan Axcelle.

"Tenang, gue juga nggak kasih tugas yang berat kok ke lo pada, lagian masih lama."

"Serah deh." Putus Fredella.

"Tapi tahun ini bukan cuma jurusan kita yang kunjungan, kita bakalan bareng sama anak otomotif." Jelas Axcelle.

"Hah? Serius?" Tanya Fredella.

Axcelle mengangguk, "Iya, cuma hari kedua disana kita pisah, sisanya barengan."

Aksa yang sedari tadi menatap Fredella, kini bersua, "Lo seneng banget ya Fre?"

Fredella menoleh ke Aksa, menatap Aksa dengan pandangan tanya.

"Ah lupain, gue baru ingat mau bayar SPP, gue ke TU dulu." Aksa berlalu menyisakan tanya di benak Fredella.

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang