"Donghyuk sama Ahra belum ada rencana ke pelaminan, nih?"
Baik Donghyuk maupun Ahra, keduanya hanya tersenyum canggung kala mendengar pertanyaan yang tak asing itu. Kali ini seorang Bibi dari keluarga Ibunya yang bertanya.
"Mereka masih muda, Dek. Biar selesain kuliahnya dulu." Paham bahwa anak dan kekasih anaknya merasa tak nyaman, Mamahnya Ahra justru yang mengambil alih untuk menjawab pertanyaan adik sepupunya itu.
"Anakku menikah sambil kuliah, dan sekarang sudah memiliki anak dua."
"Anakmu selalu curhat masalah ekonomi, Tan..." gumam Ahra dan disusul pukulan pelan oleh Donghyuk, satu-satunya orang yang mendengar gumaman kekasihnya itu.
"Gak apa-apa, toh aku masih belum ngebet pengen cucu."
"Apa Donghyuk belum sanggup nafkahin Ahra? Tante denger sekarang udah gak ngeyoutube lagi ya?"
Donghyuk hanya tersenyum saja, lelaki itu tak ada niatan untuk menjawab.
"Nafkah kan bukan sebatas uang," lagi, Mamahnya Ahra yang turun tangan. "Menikah juga bukan sebatas akad. Mereka harus membangun rumah tangga."
"Tan, aku denger Rio kena PHK ya?" Donghyuk dengan gemas mencubit pinggang kekasihnya yang bertanya tentang pekerjaan menantu dari wanita berbibir nyinyir itu. "Soalnya kemarin ngechat Ahra mau pinjem uang buat belu Susu Via sama Bia."
"Namanya juga rumah tangga, Ra. Pasti ada aja cobaannya."
"Kalo cobaannya terlalu banyak. Itu bukan lagi dicoba, tapi ngabisin."
Sepertinya Donghyuk harus mulai menjauhkan kekasihnya ini dari para The Ipar's. Bagaimana bisa perempuan yang randomnya aja jarang sekarang udah lebih nyinyir dari dia? Pasti didikan Hayi nih.
Keluarga Ahra memang selalu menuntut kapan nikah. Baik dari pihak Almarhum Papahnya, ataupun pihak Sang Mamah. Mereka sama aja. Selalu menuntut Ahra dan Donghyuk. Tetapi Mamah Ahra sendiri tak begitu mempermasalahkan, lagi pula putri tunggalnya itu masih muda.
"Oh iya, anaknya tetangga tante juga ada yang belum nikah, padahal umurnya sekarang udah kepala 3. Itu gara-gara dulu nunda-nunda mulu. Terus ada juga tetangga tante yang lainnya ngisi duluan gara-gara nunda nikah mulu."
"Lingkungan tempat tinggal Tante emang kurang baik sih, aku paham."
Fix Ahra kena pedesnya Hayi. Parah banget ini.
Donghyuk sendiri sudah terlalu malas menegur Ahra. Lelaki itu memilih untuk fokus pada laptop dan mendata beberapa pesanan baju yang datang. Biar nanti saja saat mereka hanya berdua, Donghyuk menegur Ahra.
💃
"Saha maneh? Kaluar sia kaluaaar!"
Hayi dengan sebal mendorong Hanbin dan menjauhkan lengan kekasihnya yang berada di kepala ia, berlaga sedang merukiyah.
"Apaan sih, Bin?"
"Ya kamu kenapa? Kaya orang kerasukan tau. Tiba-tiba ngakak."
Hayi yang awalnya emosi karena Hanbin mengganggu humornya, kini kembali melanjutkan tawa sembari memperlihatkan isi ruang obrolan Hayi dan Ahra. Lelaki itu mendengarkan voce note yang Ahra kirim untuk Hayi.
"Ya lagian ya, Teh. Itu tante-tante ngomongin kapan nikah mulu. Pake acara banggain anaknya lagi, padahal itu anak dia juga selalu ngeluh ke aku."
"Terus ya dia bilang, tetangganya ada lah yang belum nikah padahal udah kepala tiga, terus ada yang hamdu gara-gara nunda nikah. Yaudah deh aku bilang aja, lingkungan tempat tinggal tante emang kurang baik, sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Фанфик[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...