Teh Da2y: To, jemput gue
Teh Da2y: Di rumah Mara"Mau ke mana lo?" tanya Mao. "Bang Sahi juga belom balik."
Haruto dengan santai memakai jaketnya. "Jadi supir taksi dulu," jawab Haruto. "Nanti kalo Bang Sahi balik lo tanyain hardisk gue. Bawain buat besok."
"Ogah," tolak Mao. "Abil sendiri. Males gue bawa barang punya lo. Pas rusak nyalahinya sape mati."
"Dih, lo itu, mah!" omel Haruto. "Kacamata pecah sama gue pas TK, ngomelnya sampe sekarang."
Mao tentu saja langsung mengumpat. "Gue tau lo aja pas SMP, Bego!" katanya yang sudah siap menjadikan Haruto sebagai makanan kaleng. "Dah, sono balik."
"Bagian ada cemceman aja gue ditendang." Haruto sudah siap untuk pulang. "Awas aja kalo sampe lo kena labrak terus nelpon gue."
"Nggak akan," balas Mao. "Gue telpon langsung ke Bang Sahi--"
"Anjaaay!" sahut Haruto tanpa malu berteriak di teras rumah keluarga Mao. "Gila, sekarang udah nggak butuh gue." Haruto mengambil kunci mobilnya. "Ya, sudah. Saya Haruto pamit undur diri dari perantara antara Hirokawa Mao dan Hamada Asahi. Assalamualaikum."
"Pantes aja Mara ogah sama lo," gumam Mao. Ia menatap iba kepada Haruto yang sudah pergi menuju Mercedes Benz hitam di halaman rumah. "Banyak duit, tapi tingkah kayak orang kehilangan dunia. Sinting."
.
.
."Nginep aja padahal lo, Teh." Haruto datang dengan tangan membawa beberapa makanan kesukaan Mara. "Udah makan, Ra?"
Mara mengangguk sebagai jawaban. Ia sedang fokus pada laptop. Membaca beberapa laporan yang dikirimkan perusahaan keluarganya.
"Teh, nggak niat perpanjang visa buat nginep di rumah Mara?"
"Kak Juki ngambek, jadi gue balik dulu--"
"Lah? Aku kira udah putus sama Kak Juki." Mulut Haruto memang patut untuk dirukiyah. "Selow anjir. Aku cuma nanya, bukan ngedoain."
"Mara, Teteh pulang dulu, ya." Dahyun tak mempedulikan adik bungsunya. Ia berjalan mendekat kepada Mara. "Kalo ada apa-apa langsung telpon aku."
Mara tersenyum kepada Dahyun. "Siap, Teh," ucap remaja perempuan itu. Laptop bukan lagi fokus utamanya. "Hati-hati, ya, Teh. Weekend nanti jadi, kan?"
"Jadi dooong," jawab Dahyun semangat. "Nanti Teteh kenalin sama junior Teteh."
Dua ibu jari Mara dengan semangat mengacung. "Siaaap," jawab Mara. "Yang waktu itu, kan?"
"Yoi," balas Dahyun. "Yang waktu itu nanyain kamu, tapi nggak Teteh kasih tau."
Haruto tak ikut campur dalam obrolan dua perempuan itu. Fokusnya hanya tertuju pada ponsel, walaupun tak ada yang ia kerjakan selain melihat update Instagram akun-akun yang ia follow.
"To, ayo balik." Dahyun menepuk pundak adiknya. "Lo udah makan belum?"
"Udah, tadi balik gue beli burger," jawab Haruto yang sudah beranjak dari posisi duduk. "Aku pulang dulu, Ra."
"Iya, hati-hati." Mara membalas ala kadarnya. Ia ikut mengantar Dahyun dan Haruto hingga teras rumah. "Tadi May pulang sama kamu, kan?"
"Iya. Cowoknya ada les buat masuk kuliah katanya," jelas Haruto. "Tadi nungguin Bang Sahi dulu mau ngambil hardisk. Eh, dia belum balik."
"Biasanya juga langsung masuk, terus ambil sendiri."
"Dibawa, Ra. Ada di tasnya. Orang aku ke kamar Bang Sarden nyariin."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfiction[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...