"Gilaaa, calon manten kalo senyum auranya beda ya..." goda Ten dengan semangat. Manusia itu baru saja datang, dan sudah siap merusuh.
"Auranya Hanbin sekarang emang kaya gimana?" tanya Jun yang masih saja menyahuti temannya yang gila itu.
"Aura kasih--"
"WUUUIIIIH!" saut Chanhyuk. "SAMBALA SAMBALA SAMBALA SAMBALADO!"
"Itu Ayu Ting-ting, Nyuk!" ini lagi Wonwoo, buang-buang waktu ngoreksi Chanhyuk. Udah tau temennya itu dari dulu udah hilang arah.
"Siraman di sana udah beres?" tanya Hanbin. Ia tak peduli pada kegilaan teman-temannya, fokusnya sekarang adalah mendengar cerita prosesi siraman Hayi yang diadakan waktu pagi.
"Jangan kasih spoiler! Jangan kasih spoiler!" Chanhyuk dengan semangat menginagtkan teman-temannya itu.
Acara siraman Hayi memang sengaja diadakan di pagi hari. Dengan banyak pertimbangan, dan karena teman-teman SMA Hanbin dan Hayi sama, jadi mereka bingung harus ngehadiri siraman yang mana. Akhirnya dibagilah dua sesi. Pagi untuk Hayi, dan sore untuk Hanbin.
"Anying, Bin. Jennie dapet selendang Hayi tadi pagi! JEN SIAP-SIAP! KALI AJA BESOK DILAMAR!"
"Heran! Kaga di rumah Hayi, kaga di rumah Hanbin! Malunya masih belum muncul juga..." komentar Jang Hannah, salah satu anak kelas Hanbin dan Hayi.
"Malu mereka kan udah kaga ada," saut Joy. "Dituker sama voucher gratis ongkir."
"Lah, bukannya kemaluan mereka emang udah kadaluwarsa?"
Jennie, Joy, Jihyo dan Hannah tentu saja langsung menoleh kepada Seojeong. "Rasa malu napa Jeong, jangan kemaluan! Ambigu gue dengernya!"
"YUHUUUUU KANG DANIEL DATAAAAANG!"
Udah lah, temen-temen Hanbin tingkahnya emang sejenis. Sejenis sama Hanbinnya. Setingkat kadar malunya.
💃
Acara siraman dimulai setelah pengajian, sekarang Hanbin berdiri tepat di pintu depan, dengan bunda di sebelahnya. Gendongan batik tersampir di pundak Bunda, dan pinggang Hanbin. Sebuah simbolis tenatang Hanbin kecil yang ditimang oleh Bunda menggunakan kain tersebut. Sedangkan Ayah sendiri, berdiri di depan keduanya, memagang mangkuk berisi lilin merah yang menyala.
Bukan. Hanbin bukan mau ditumbalin jadi babi ngepet.
"... margi ti kawit saratus dua puluh dinten, cep Hanbin aya di na kandungan Bunda Ahn Hana ..." (Mungkin sekitar 120 hari, Ananda Hanbin berada di dalam kandungan Bunda Ahn Hana.)
"Ngomong apaan sih, anying?" bisik Daniel yang berdiri di samping Im Changkyun. "Kaga ngarti, gue."
"Bah! mana pula aku paham!" balas Im yang tiba-tiba saja menjadi anak medan.
"... Ayah sareng Bunda satuju?" tanya pembawa acara yang menggunakan bahasa sunda halus. "Ayah sareng Bunda ridho?" (Ayah sama Bunda setuju? Ayah sama Bunda ridho?)
"Kok bisa ya itu ibu-ibu lancar ngomong sunda?" bisik Somi kepada Chanwoo yang berdiri di sampingnya.
"Karena dia orang Betawi..." jawab Chanwoo asal. Sedangkan Somi tentu saja langsung mendelik.
"Nawis Ayah sareng Bunda Ridho... mangga ayeuna ... lilin na ditiup ku Ayah Heechul, sareng Bunda Hana...." (Karena Ayah sama Bunda ridho... silahkan sekarang lilinnya ditiup sama Ayah Heechul, bareng sama Bunda Hana.)
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfiction[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...