Panti Asuhan

2.9K 456 197
                                    

Ruru is calling...

Mara yang masih terlelap tidur dengan terpaksa membuka matanya ketika layar datar di nakas terus berdering. Mara yakin ini bukan suara alarm karena ia memang tak mengaktifkannya.

"Hallo?" khas suara orang bangun tidur. Dengan mata terpejam Mara menjawab panggilan suara itu.

"Balkon ...."

Mata Mara seketika terbuka dengan lebar, seakan kantuk sirna begitu saja pergi tergantikan dengan rasa kaget yang mengusik pagi harinya. Mara dengan cepat beranjak dari kasur, tak peduli bahwa nyawanya belum kumpul Mara langsung membuka gorden besar yang menutup pintu menuju balkon.

Lambaian tangan seorang remaja laki-laki yang sedang berdiri di depan post security rumahnya membuat Mara seketika terpana.

"Turun," suara dari ponsel yang masih di telinga Mara membuat ia tersadar dari lamunan. "Ayok ke Panti. Gak usah mandi, di sana kita bantu-bantu Ibu panti."

Mara kembali terdiam, sepertinya kalimat tadi adalah perkataan panjang Haruto yang pertama saat berbicara dengannya. "Masih di alam mimpi, kah?"

"Bukan mimpi, jadi cepet cuci muka. Aku tunggu di bawah."

Sambungan diputus begitu saja oleh Haruto. Sedangkan Mara sudah bergegas kembali ke kamar dan bersiap-siap. Senyuman di bibir Mara terbit dan tak pudar-pudar selama bersiap.

💃

Matahari bahkan masih enggan menampakkan sinarnya, tiupan angin pagi membuat Haruto dan Mara kompak merapatkan jaketnya. "Dingin banget ya?" tanya Haruto. Keduanya berjalan beriringan menuju keluar gerbang komplek perumahan. Suasana terasa sangat sepi, tak ada orang lain selain mereka.

"Bangeeeet ..." Mara yang merasa kedinginan sudah berkali-kali menggosok kedua tangannya agar tubuhnya tetap hangat.

Haruto sendiri ikut menggosok kedua telapak tangannya lalu setelah menghasilkan panas yang cukup, lelaki itu mundur dan berdiri di belakang Mara. Meletakkan sepasang telapak tangannya pada pipi Mara agar tak kedinginan.

"Kenapa berhenti?" tanya Haruto tanpa dosa seakan tak memiliki masalah sama sekali. Jangan lupakan telapak tangan Haruto yang masih bertengger di pipi Mara.

Mara sendiri yang tiba-tiba salah tingkah masih diam karena bingung harus menjawab apa. "Bayangannya lucu," jawab Mara asal dan menunjuk bayangan tubuh mereka karena. "Kaya masih malem ya?"

Haruto seketika berdiri sejajar dengan Mara. Mengeluarkan ponselnya dan langsung membuka aplikasi camera. "Satu ... dua ... tiga ..." Mara dengan sigap mengacungkan dua jarinya agar terlihat bagus di bayangan atas aspal itu.

"Instagram kamu apa?" tanya Haruto saat keduanya sudah kembali berjalan. "Aku tag akun kamu ya."

Haruto memberikan ponselnya pada Mara untuk mengetik akun instagram miliknya sendiri di ponsel Haruto.

Haruto memberikan ponselnya pada Mara untuk mengetik akun instagram miliknya sendiri di ponsel Haruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[3] KIMcheees 3x✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang