Ruang tamu malam ini terasa cukup mencekam. Ayah duduk di sofa single, seakan menjadi pemimpin rapat, lalu Bunda di double sofa bersama Dahyun. Triple sofa di duduki oleh Mas Jinan, Hanbin dan Bobby. Sedangkan Donghyuk dan Haruto duduk lesehan di atas kerpet, menyender pada kaki para kakaknya.
Sana dan Jisoo, the ipar's yang sudah legal menjadi keluarga. Keduanya berada di blok A, bermain dengan anak-anak. Bukannya tak berminat ikut gabung dengan sidang malam ini, tetapi rasanya biarkan keluarga internal saja yang turun tangan.
Dari keenam anak, semuanya tak ada yang tahu siapa yang akan di sidang. Membuat Kim bersaudara itu kompak merasa gelisah.
"Haruto ..." panggil Bunda. Haruto sendiri langsung menegakkan kepalanya. "Waktu hari minggu, kamu kemana?"
Mata Haruto terlihat tidak fokus, melirik kepada para Kakak, ia hanya mendapatkan tatapan penuh tanda tanya. "Main ..." jawab Haruto ragu.
"Kemana?" tanya Bunda lagi, tersirat nada penuh intimidasi yang membuat nyali Haruto menciut.
"Ke ... rumah ... Jeongwo ..." jawab Haruto masih dengan kebohongan pertamanya. Sedangkan Bunda menghela nafasnya.
"Rumah Jeongwoo jauh?" bunda kembali mencecar putra bungsunya itu. "Sampe kamu harus ke bandara?"
Seharusnya ketika bunda bertanya, Haruto lebih baik langsung jujur. Karena biasanya wanita bertanya hanya untuk memastikan, dan sebenarnya mereka sudah memiliki jawaban atas pertanyaan itu.
"Jeongwoo yang mana sih?" tanya Bobby polos, pria itu berbisik kepada Hanbin yang duduk di sebelahnya.
"Homoannya," balas Hanbin asal.
"Kaya lo sama Jaewon, Mino?"
"Kaya lo sama Yunhyeong," balas Hanbin tak mau kalah. "Atau lo sama--"
"Ssst!" perkataan Hanbin langsung terhenti, dua manusia bobrok itu mendapatkan teguran dari Mas Jinan.
"Ruto," panggil Bunda tegas. Sedangkan Haruto dapat dipastikan sudah keringat dingin. Biasanya dia jadi team kompor kalo kakak-kakaknya kena sidang. Eh sekarang, dia yang jadi tersangka.
"Iya ..." jawab Haruto pelan. "Aku main ke rumah, iseng pengen main ke sana."
"Rumah?" bisik Bobby lagi, ia tak paham maksud perkataan adik bungsunya.
"Rumahnya yang lama kali," balas Hanbin.
"Yakin ke rumah?" tanya Bunda, nada introgasinya semakin terdengar menyeramkan oleh telinga Haruto.
Jantung Haruto berdegup sangat kencang, Donghyuk bahkan berusaha menahan tawanya karena mendengar degup jantung adik bungsunya.
"Ruto," bunda kembali memanggil nama Haruto dengan panggilan lama milik putra bungsunya itu.
Iya, dulu Haruto dipanggilnya Ruto. Pas join sama keluarga bobrok, jadinya Uto.
"Iya ..." gumam Haruto. "Aku jenguk Mara, dia di rawat di rumah sakit. Maaf pas minggu aku bilangnya malah main ke rumah Jeongwoo."
"Kenapa?" tanya Dahyun. "Kenapa lo bohong ke Bunda?"
"Lo takut ga diizinin?" saut Bobby, memulai gerakannya untuk menjadi kompor.
Biasanya Haruto yang jadi kompor, tetapi karena kali ini Haruto adalah tersangka utama dalam sidang. Jadi Bobby dengan senang hati menggantikan adiknya itu.
Sekalian balas dendam coy.
Haruto langsung melirik tajam kepada Sang abang, sedangkan manusia yang mendapatkan lirikan itu hanya menaikan sebelah alisnya. "Bukan gitu," jawab Haruto. "Sekalipun aku gak boho ng, bunda pasti tetep ngizinin, kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fiksi Penggemar[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...