Hanbin menghela nafasnya, tetapi setelah itu senyuman tipis terbit begitu saja di bibir. Lagi, Hayi menjadi viewers pertama yang melihat update story whatsapp-nya.
"Masih berantem, lo?" tanya Chanhyuk. Lelaki itu sedang mengemudikan mobil Hanbin. Keduanya berada di perjalanan menuju rumah keluarga Hayi.
"Hmm ..." jawab Hanbin, lelaki itu hanya berdeham saja. Menyimpan ponselnya, lalu merenggangkan tubuh.
"Lo maksa dia nikah?" tebak Chanhyuk. Lelaki itu belum tahu permasalahan inti, tetapi sudah mendengar sekilas dari Sang Adik yang menjadi diary Hayi.
"Kaga maksa," bela Hanbin. "Gue cuma ngajak nikah."
"Dengan cara memaksa?" tebak Chanhyuk, membuat Hanbin berdecak. Untung saja ia tidak memenggal kepala temannya yang sedang menyetir itu.
Hanbin kembali menghela nafas, ia tak ada niatan menjawab perkataan Chanhyuk. Teriakan Hayi minggu lalu saat gadis itu emosi, masih terekam dengan jelas oleh Hanbin.
.
.
.
.
.Flashback
"Makan dulu," Hayi menyodorkan piring berisi nasi dan beberapa lauk. "Istirahat dulu."
Hanbin mengangguk, tetapi fokusnya masih tetap pada iPad yang berisi rangkuman materinya. Sedangkan Hayi hanya menghela nafas saja, kekasihnya masih tetap fokus pada materi.
Siang ini Hanbin sedang berada di rumah Hayi. Menemani kekasihnya yang sendirian. Hanya menemani, bukan arti jamak lainnya, yang tidak-tidak. Hanbin bahkan lebih fokus pada iPad, dibandingkan Hayi.
"Makan dulu," kata Hayi, kali ini ia berinisiatif untuk menyuapi Hanbin. Sedangkan Hanbin sendiri hanya mengangguk saja, membuka mulutnya, menerima nasi putih dan rolade yang Hayi buat.
Hanbin menghela nafasnya, berulang kali membaca materi, tetapi otaknya tak juga bisa mengerti. Rasanya sulit untuk fokus, karena pikirannya terbagi-bagi.
"Ada yang mau aku omongin," Hanbin akhirnya menyerah. Mematikan iPadnya, dan memilih untuk menyelesaikan satu hal yang terus mendominasi otak dan hatinya.
"Apa?" tanya Hayi. Perempuan itu kembali menyuapi makanan kepada Hanbin.
Hanbin masih terdiam, ia tak tahu harus memulai pembicaraan ini dari mana. Tetapi jika terus dipendam, yang ada akan mengusik fokusnya.
"Kenapa sih, Bin?" tanya Hayi bingung, Perempuan itu kembali menyuapi kekasihnya.
"Lee Hayi," panggil Hanbin serius. Sedangkan Hayi hanya menaikan sebelah alisnya. Hanbin memilih menelan makanannya terlebih dahulu, meneguk air di gelas, mengumpulkan beberapa keberanian yang ia paksa bersatu. "Ayok kita nikah."
Hayi menghela nafasnya, suasana hatinya seketika terjun bebas menjadi buruk. Ini bukan kali pertama dan kedua Hanbin membahas tentang pernikahan, mengajaknya untuk berumah tangga. "Kamu udah tau jawabannya," kata Hayi, terdengar sangat dingin.
"Kalo Uji kopetensi aku lulus dua-duanya, berarti nanti aku bisa langsung internship. Di Sana aku dapet gaji--"
"Kim Hanbin," potong Hayi cepat. Matanya terlihat menatap Hanbin dingin, tetapi saat diperhatikan lebih dalam, Hanbin hanya menemukan kekosongan di bola mata Hayi. "Bukan finasial."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfiction[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...