Haruto masih terus membujuk Mara untuk ikut pulang ke rumah nenek dan kembali ke ibu kota bareng. "Daripada kamu sendirian di sini, ngapain coba?" ucapnya yang masih berusaha. "Ikut aja yuk?"
Sama seperti Haruto yang terus berusaha membujuknya, Mara juga masih berusaha untuk menolak permintaan Haruto. Ia tak mau ikut ke rumah neneknya Haruto, bertemu dengan keluarga besar laki-laki itu.
Bukan karena kegilaan keluarga Haruto, Mara justru tak mau bergabung karena sadar diri dia bukan siapa-siapa. Rasa takut masih terus menghantui jika nanti ia nyaman dengan keluarga temannya, sedangkan di masa depan posisi ia sudah pasti akan tergantikan. Mara tahu, ini hanya posisi sementara sebagai pengisi tempat kosong.
"Nggak, deh. Aku mau main sama Wony."
Haruto dengan gemas menekan kedua pipi Mara menggunakan ibu jari dan telunjuknya. "Nyai belum pulang mudik," balas Haruto yang jelas lebih tahu. "Dera juga kata Jeongwoo masih mudik."
Kasihan Mara, mau bohong ke Haruto aja susah. Lingkungan dia jelas lingkungannya Haruto juga. Teman dekat Mara, lebih dulu dekat dengan Haruto.
"Ya aku mau halal bihalal sama anak-anak KIR," ucap Mara menyebutkan ekstrakurikuler yang tidak Haruto ikuti, "sekalian nyiapin materi buat demo ekskul."
Sialnya kali ini Haruto tidak bisa berkutik. Ia juga tak bisa mencari info melalui anak kelas karena cuma Mara yang masuk tim inti Karya Ilmiah Remaja. "Ya, udah. Aku ikut pulang juga--"
"Apaan, sih. Nggak usah! Kamu pulangnya nanti aja, orang liburnya juga diperpanjang." Mara seketika panik. Kalau Haruto ikut, dia bisa ketahuan bohong tentang halal bihalal dengan anak KIR. "Teh Jisoo juga lusa pulang, kan? Nanti aku mau main sama Teh Ahra atau ke rumah Mba Sana."
Haruto menatap Mara dengan penuh selidik. Remaja itu siap pulang malam ini, tetapi melihat Mara kembali sendirian membuatnya khawatir. "Ikut aja yuk! Di sana nggak ada siapa-siapa juga di sini, nanti asisten kamu langsung ke sana."
"Nggak mauuu." Rengekan adalah jalan terkahir Mara untuk membujuk Haruto. "Kamu aja sana, aku mau langsung pulang."
"Di sana sama siapa? Asisten kamu kapan pulang?"
"Ada Teh Ahra, Teh Jisoo juga nanti pulang, Mba Sana juga di rumah." Ahra menyebut semua nama kakak ipar Haruto yang lebih jelas bisa diandalkan dan terpercaya. "Aku mau bantuin Teh Ahra bikin design baju."
Haruto tersenyum miring. "Dha's clothes lagi libur," balasannya menyebut bisnis clothing milik Donghyuk dan Ahra. "Udah ayo ikut aja."
"Nggak!" tegas Mara masih menolak. "Jangan lebay, deh. Aku udah biasa juga sendirian, kamu ke rumah nenek kamu aja, aku pulang duluan. Kalo udah di sana gampang, ada anak-anak kelas yang lagi gabut juga bisa aku ajak main."
Seharusnya Haruto dengan mudah percaya, sekarang Mara memiliki banyak teman selain ia, tetapi tetap saja laki-laki itu khawatir. "Ya udah, aku juga ikut pulang."
Mara menghela napas, Haruto terlalu keras kepala. "Terserah, aku pulangnya besok. Malem masih ada acara sama temen-temen yang lain."
"Siapa? Emang kamu punya temen?"
"Kak Jake sama Kak Sunghoon," jawab Mara santai, "udah lama nggak kumpul sama mereka, kemarin udah janjian buat ketemuan." Ini skenario baru Mara, semoga saja berhasil.
"Ya udah aku ikut," putus Haruto dengan tenang. "Aku yang bawa mobilnya, kamu mau berangkat jam berapa?"
Mata Mara membulat sempurna. Rencananya tetap gagal. "Kamu pulang deh sana ke rumah! Aku mau siap-siap dulu," usirnya yang lama-lama kesal sendiri melihat tingkah Haruto. "Nanti sore aku telepon kalo mau berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fiksi Penggemar[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...