"Bapak aku yang mana?"
Nggak salah, sih, Haruto nanya gitu. Bapak dia bukan satu, ada yang masih napas sama yang udah ditanem. Ini Bobby yang salah, harusnya dia bilang. Ayah lo ulang tahun. Nah, itu udah pasti Ayah Heechul. Nggak mungkin Ayah Jaejoong apalagi Ayah mertuanya Bobby.
Sore ini Haruto sedang negosiasi di konter abangnya. Sebenernya cuma iseng main, sih, tapi siapa tau dapet oleh-oleh mahal yang gratis. Sisa liburan Haruto emang cuma diabisin buat sidak ke tempat kerja kakak-kakaknya aja. Sarapan di kafe Mas Jinan, ganti baju di distro Kak Dongi, minta duit ke konter Bang Ibob, terus periksa kejiwaan di klinik tempat Teh Dahyun kerja.
Nggak, deng. Yang terakhir bohong. Haruto cuma pura-pura gila, aslinya depresi.
"Emang Ayah ulang tahun kapan? Bukannya november, ya?" tanya Haruto yang asik memainkan mobilan milik Dihan yang tertinggal di tempat kerja Bobby. "Eh, November itu tanggal lahir Teh Jisoo, bukan?"
Makin absurd. Bobby yang tanggal lahir sendiri aja lupa, digabungin sama Haruto yang cuma inget tanggal gajian Dahyun. Perpaduan yang sangat tepat untuk menghancurkan dunia. Ini Bobby ditinggal Hanbin ngerantau, malah ngeracunin Haruto biar nggak waras.
"Coba telepon A Mbin, deh," saran Haruto yang tentu saja tak yakin dengan kemampuan daya ingat tanggal lahir keluarga yang dimiliki abangnya. "Adik abang yang itu, kan, jelmaan petugas capil."
Hanbin memang mengetahui semua tanggal lahir orang terdekatnya. Jangankan keluarga, tanggal lahir security SMA Bina Nusa saja Hanbin hafal, tanggal lahir Ame--kambing peliharaannya yang sudah binasa--juga Hanbin tahu. Siapa lagi? Ustadz Sooman, Hanbin tahu kapan imam masjidnya itu lahir.
Mengikuti saran dari adiknya, Bobby langsung menghubungi Hanbin yang memang belum juga pulang. Kayaknya Hanbin terlalu nyaman tinggal di rumah nenek atau terlalu ambisi buat dapet jatah warisan lebih gede makanya nggak mau balik. Hayi-nya juga sekarang makin kesenengan tinggal di rumah nenek, apalagi waktu dibuatin studio musik khusus yang makin canggih.
"Ada apa wahai Kim Bobby bin Kim Heechul, tumben banget lo nelepon gue. Ada masalah rumah tangga apa lagi yang membuat engkau ingin curhat padaku?"
Kasian Bobby, aibnya langsung didenger Haruto. "A, ini aku!" sahut Haruto yang tidak mempedulikan pembukaan yang Hanbin bilang. "Ayah emang lahir bulan Juli?"
"Lah, lo nyolong hape Bang Ibob atau gimana, To?"
"Elah, jawab aja langsung napa, A!"
Decakan sebal Hanbin terdenger jelas karena ponsel Bobby di speaker. "Iye, lebaran kemaren ulang tahun. Pasti lo pada lupa, kan? Emang cuma gue yang inget, mampus lo pada nggak dapet warisan."
"Aku, sih, bodo amat. Soalnya udah dapet dari yang udah meninggoy," balas Haruto santai. "Nggak tau, deh, kalo Bang Ibob."
"Ini yang udah ngucapin cuma lo aja? Donghyuk udah belum, ya?" Tanya Bobby panik, bahaya kalo nggak dapet warisan.
"Tanya aja ke grup! Udah, ya, gue masih gawe, nanti lagi kalo mau melepas rindu." Panggilan suara diputus sepihak oleh Hanbin, sepertinya lelaki itu masih di tempat internship-nya.
Haruto sendiri langsung membuka ponsel, mengetik sesuatu di grup keluarga yang tanpa orang tua.
Anak Mantu Heechul Hanna
Whatsapp GroupHaruto: Apa benar ayah ulang tahun saat lebaran kemarin?
Mas Jinan: Emang iya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfic[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...