"Buseeet!" suara berat Haruto langsung memenuhi halaman rumah saat melihat beberapa stand makanan sudah berjejer rapi. Dari gerobak es deoger, sampai ke prasmanan steak semua sedang mempersiapkan diri. "Ini sebenernya acara apa? Kayaknya bukan cuma ulang tahun aku."
"Sekalian sunatan lo," sahut Jungkook asal. Lelaki itu sedang leha-leha di ruang tamu setelah seharian menjadi budak The Ipar's. "Nanti abis magrib mantrinya dateng."
Seakan betulan akan disunat, Haruto langsung menyilangkan kedua lengannya ke bawah, melindungi selangkangannya. "Enak aja! Nanti abis," sewot si bungsu keluarga Kim yang baru bangun dari tidur itu.
Ya, hari ulang tahun Haruto kali ini Bunda mengadakan buka puasa bersama. Hanya sebatas mengundang tetangga, teman sekolah Haruto, dan beberapa keluarga yang bisa hadir. Ah, ralat! Tidak sebatas, soalnya tetangga yang diundang dua komplek. Belum lagi temen sekelas Haruto yang asjksjsk.
"Acaranya emang kapan, sih?" Sana keluar dari kamar tamu, perempuan itu menggendong Sanha. "Bukber di sini, terus magrib di masjid?"
Bunda yang sedang menyiapkan potongan buah-buahan untuk sop buah prasmanan ikut menyahut. "Iya, Mbak. Jemaah di masjid, terus lanjut tarawih dulu."
"Pantes Bobby bilang ke sini jam 8 aja," sahut Sana menyebut rencana adik iparnya di grup keluarga, "ternyata dia males Tarawih."
Jungkook ikut menyahut, "Apaan males. Dia jadi imam malem ini, Mbak," sahutnya, "justru kita-kita yang males jadi jemaahnya."
"Bunda udah bilang, malem ini jangan panjang-panjang suratnya. Kan temen-temen Haruto juga ikut tarawih," ucap Bunda yang kini sudah selesai menata berbagai jenis buah potong di meja dekat ruang tamu. "Semoga aja dia denger."
"Bilalnya Ruto?"
"Mark--"
"Lah?"
"Ruto mana mau," balas Jungkook, "dia rakaat ke 5 aja udah kabur main petasan."
Haruto yang baru kembali dari teras rumah hanya menatap bingung pada ipar dan bundanya. "Apa?"
"Udah tua! Main petasan mulu!"
"Dih, bandingkan Mbak Nana, sih, aku masih muda," belanya sembari memainkan jari-jari kecil Sanha. "Jisung mana, Mbak?"
"Tidur--JANGAN DIGANGGU, TOOO!"
"NGGAK JANJIII!" balas Haruto yang sudah kabur ke kamar tamu. Mengganggu Jisung adalah passion calon mahasiswa baru fakultas kedokteran hewan ini.
Tak lama setelah teriakan Haruto, suara tangis Jisung langsung menggema. Emang sadar paman keponakan dengan love-hate relationship mereka tuh. Kalo lagi akur bisa bikin orang pusing, kalo lagi ribut juga tetep bikin orang pusing juga.
Emang paling bener Jisung itu sama papanya aja. Mentok sama Mara, deh.
Oh iya! Ngomongin Mara. Dia nggak bisa datang ke acara ulang tahun Haruto. Perempuan itu harus terbang ke Singapura bersama mamanya.
💃
"HARUTOOO! HAPPY BIRTHDAY, UTOOO--"
"Nggak nerima ucapan, cuma nerima kado," potong Haruto cepat saat Hanbin baru saja muncul. "Kalo cuma ucapan nggak boleh makan."
Hanbin langsung menoyor kepala adiknya itu. "Lo Jihan? Ulang tahun masih harus dikadoin. Lagian sensi banget, galau ye Mara kagak dateng?" Calon ayah itu memilih untuk beralih meninggalkan Haruto dan masuk ke dalam rumah untuk mencari istrinya.
"Bin, udah buka belum?"
Beberapa tamu memang sudah mulai berdatangan. Para manusia yang berencana numpang makan juga memilih langsung ke rumah keluarga Kim di Blok C setelah jemaah magrib. Sedangkan Hanbin, dia baru pulang praktik dan langsung ke rumah orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfiction[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...