"Dahyun masih tidur, Kook. Bangunin aja ke kamarnya, gih."
"Waduh, nggak deh, Bund. Bangunin Dahyun yang ada bikin pahala puasa aku berkurang gara-gara emosi."
Seharusnya mental Jungkook ini sudah terbentuk, dia dikelilingi oleh orang-orang yang susah dibangunin kalo sudah pergi ke alam mimpi. Ya, siapa lagi kalo bukan Wonwoo dan Dahyun. Mereka berdua memang kalau sudah tidur bisa dicurigai bablas dan berisitirahat dengan tenang.
Jungkook memilih duduk santai di ruang tengah keluarga Kim. Lelaki itu bahkan sudah menguasai remot TV dan mulai menyalakan PlayStation. "Masak apa, Bund?" Ini udah kayak rumah sendiri aja emang.
"Hayi pingin ayam pop--"
"Ih, mauuu!" sela Jungkook cepat saat mendengar masakan Bunda yang paling laku. "Jeka juga mauuu."
Pasukan rangers Bunda ini menag konsepnya kurang ajar. Apalagi Jungkook yang sering diperbudak, tapi mental untuk ngelunjaknya tetep ada. "Aku bungkus ya, Bund. Mau buka puasa di luar sama Dahyun. Nanti abis taraweh di ambil."
"Kalo ada sisa. Soalnya Sana, Jisoo sama Ahra juga mau."
Bibir Jungkook sedikit merengut. "Bund, aku satu-satunya laki-laki loooh. Harusnya jadi yang paling spesial."
"Halah! Kayak udah pasti aja." Donghyuk turun dari lantai dua. Lelaki itu sudah rapi dan siap keluar. "Bund, aku buka di distro, ya."
"Ahra juga? Jangan keseringan buka di distro, Kak! Kasian mamanya Ahra buka sendiri."
Iya, Donghyuk udah punya distro. Dengan brand pakaiannya sendiri. Sekarang ia bahkan tak hanya jual pakaian, ada sepatu dan sandal yang juga mereka produksi sendiri, bekerjasama dengan beberapa rumah produksi dengan kualitas tak kalah bagus.
"Tau, Hyuk! Duit aja lo kejar!"
"Heh! Kemarin yang bolos tadarus siapa, hah?" Donghyuk sudah siap nyelengkat Jungkook, untung dia inget puasa. "Bukannya tadarus, malah mabar sama Bang Ibob."
Dengan santai Jungkook menyodorkan stick pees pada Donghyuk. "Mending tanding bola dulu sama gue," balasnya yang sudah siap memilih klub bola, "lawan komputer kurang menantang."
Donghyuk yang memang belum berencana keluar jelas menerima stick pees itu. Keduanya duduk bersila di atas sofa, menatap lurus pada televisi 75 inchi yang menampilkan pertandingan sepak bola mereka. "Jangan bikin gue memaki!" sewot Donghyuk saat Jungkook mulai berulah.
"Kaak, ini nanti kasih ke mamanya Ahra, ya. Sekalian kasih ke rumah Jinan sama Bobby bisa nggak?"
"Kalo ke rumah Bang Ibob, sih, bisa. Sekalian keluar kompleks," balas Donghyuk meskipun tatapannya masih tetap fokus pada layar televisi. "Ke rumah Mas Jinan sama Jungkook aja, tuh. Dia juga mau keluar sama Dahyun."
Jungkook mengangguk saja, toh sore ini ia juga tak tahu akan pergi ke mana dengan Dahyun. Mungkin numpang buka di rumah Mas Jinan bisa jadi pilihan yang tepat. "Tapi, Jungkook juga sisain ayam pop-nya."
"Nggak ada udah abis," balas Bunda yang sedang merapikan tote bag untuk para mantu dan calon mantunya. "Yang kecil ngalah, Mara aja nggak dapet."
"Lah, Mara-mah belum jelas bakal jadi atau nggk--"
"Emang lo udah jelas?" serobot Donghyuk menyela perkataan temannya. Ia kembali mengulang perkataannya tadi. "Pede banget."
Jungkook melirik sinis pada Donghyuk. "Heh! Kalo bukan karena Dahyun ogah nyalip lo, udah gue nikahain Dahyun dari--"
"GOOOL!" teriak Donghyuk semangat. Emang taktik paling tepat melumpuhkan lawan itu dengan cara menyerang mentalnya. "Makan noh nyalip."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fiksi Penggemar[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...