"WEDEEEH, RAME BANGET NIIH."
"Baru balik itu harusnya salam, bukan bikin orang jantungan!" komentar Ahra kepada Haruto yang baru pulang.
"Teh Rara," panggil Mara semangat dan mencium tangan Ahra, perempuan itu ikut pulang bersama Haruto. "Dari tadi, Teh?"
"Nggak, Teteh baru dateng. Tadi abis ngirim paket dulu." Ahra menjawab dengan tenang. "Nggak bawa mobil gitu, Ra? Tumben bareng Uto."
"Sebenarnya aku bawa mobil, tapi Bunda suruh aku pulang ke Graha Permai," jawab Mara. "Jadi bareng Ruto, deh."
"Lah, mobil kamu kemana?"
"Dibawa sama temen aku, Teh," jawab Mara santai. "Aku ke Bunda dulu, ya."
"Mara nitipin mobil ke temen kelasnya?" tanya Ahra kepada Haruto yang sudah mengambil alih toples kacang mede.
"Biasa, laaah." Haruto menjawab dengan tenang. "Mobil di mata Mara udah kaya Hot Wheels."
"HARUTOOOOO, WEDEEEH MAKIN GEDE AJA LO! BERAPA LAMA DIRENDEM DI MINYAK TANAH?" Kim Hanbin datang bersama kerusakan dalam dirinya.
"Teh, laki lo udah di tebus dari pegadaian?" tanya Haruto kepada Hayi yang datang bersama Hanbin. "Nebus berapa, Teh?"
Hanbin dengan emosi menoyor Haruto. "Lo kata gue sejenis hp xiaomi," omel Hanbin. "Nggak akan sanggup pegadaian bayar gue."
"Batin pegadaian nampung lo, mah, A," saut Ahra yang kosa katanya semakin pedas.
"Yi, kamu ajarin apa Si Ahra?" tanya Hanbin penuh drama. "Lo keseringan gaul sama istri gue jadi makin tajem, ye?"
"UTO UTO UTOOOOOOO!" teriakan Jihan dan Jisung terdengar dengan sangat jelas. "Tototototooto!"
"Hayo, Mang Uto yang mana?" goda Bobby, pria itu datang bersama sang istri dan bertemu dengan keluarga Mas Jinan di pintu masuk perumahan.
"Totooo," kata Jihan yang memeluk kaki Hanbin.
"No, itu Mbin!" kata Jisung. "Ini Uto." Putra sulung Mas Jinan ini memang sudah bisa membedakan setan yang satu dengan yang lainnya. Alhamdulillah.
"No! Uto!" Jihan tetap teguh pada pendirian, ia menganggap Hanbin adalah Haruto.
"Yang waras emang cuma Dihan," komentar Hayi. "Asik banget dia jalan sambil bawa buku."
"Loh, udah pada kumpul di ruang keluarga? Ke dalem sini, Bunda udah bikin pisang kipas, nih."
"GAAAAAS!" Hanbin, Bobby, Haruto, Jisoo, Hayi, dan Ahra, mereka dengan kompak menjawab.
"GAS ..., GAS ..., GAS ..., GAS!" kata Jihan yang mengikuti perkataan para orang tua, bocah kecil itu bahkan berjalan sembari berjoget-joget tidak jelas.
💃
"Anjir, Hyun! Suara lo kata kuntilanak!" komentar Bobby yang terkejut karena adik perempuannya tiba-tiba tertawa. "Lo bawa kunti dari klinik, ya?"
Dahyun melirik sinis kepada abangnya. "Nih, gue lagi liat Instagram. Orang-orang pada impersonate pasangannya."
"Maaaas! Coba telpon Uto! Jam segini itu anak belum juga pulang!" Ayah Heechul tiba-tiba saja berdiri, tangan kanannya sudah di pinggang, sedangkan tangan kiri memegang remot. "Ck! Itu anak mau jadi komplotan begal atau gimana?!" lanjut Ayah, pria tua berjiwa muda itu sedang cosplay menjadi istrinya.
Bobby langsung melompat dari posisi duduk, ia menggendong Dihan yang sedang duduk di sampingnya. "Yayaaaah, kebiasaan, ih! Anduknya gantungin lagiiiii!" Sekarang bagian Bobby yang mengikuti Jisoo. "Itu juga kamar atas, komputer di matiin kalo udah main gameees."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fiksi Penggemar[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...