"Yang itu aja Bob," kata Ayah menunjuk televisi besar yang menjadi sample di toko furniture milik anak keduanya.
"Gak mau yang ini? Sekalian gitu, Yah. Beda dikit doang."
"Gak deh, terlalu gede," tolak Ayah. "Nanti muka Si Debaran gede banget."
"Debaran siapa?"
"Itu, kesayangan bunda kamu," jawab Ayah dengan santai, pria itu terlihat sedang memperhatikan sofa. "Warnanya ada apa aja ini, Bob?"
"Cokelat, merah, abu juga ada," jawab Bobby yang langsung turun tangan melayani.
"Ayah ambil satu, tapi warnanya tanya ke Bunda," kata Ayah.
"Siap," jawab Bobby. "Nanti sore dikirim ke rumah."
"Nih," ayah mengambil sebuah kartu dan memberikannya kepada Bobby. "Bisa bayar non tunai, kan?"
"Nanti aja bayarnya, Yah. Santuy...."
"Sekarang aja," jawab Ayah. "Kalo dientar-entar, malah kamu gratisin."
Sebenarnya memang itu tujuan Bobby, memberi gratis kepada Ayahnya. Tapi sayang, pria berusia lanjut tetapi masih tetap hebring itu tak pernah mau.
"Nih kartunya," kata Ayah memberikan kartu debit kepada Bobby. "Pinnya tanggal lahir Jisung."
Bobby dengan pasrah menerima kartu tersebut. Ia tak bisa berbohong dengan pura-pura sudah membayar pakai debit Sang ayah padahal nyatanya belum, Bobby tahu notifikasi penggunaan kartu Sang Ayah pasti langsung masuk ke ponsel kakek bercucu tiga itu.
"Ayah ke klinik dulu, nanti Bunda ke sini."
"Gak makan siang dulu, Yah? Jisoo bentar lagi ke sini."
"Ayah udah ada janji sama Papah kamu," jawab Ayah. Keduanya berjalan turun menuju lantai satu. "Sekalian makan siang."
"Romantis banget," komentar Bobby. "Kaya penganten baru, makan siang bareng mulu."
"Oh iya, dooong!" Hanya Kim Heechul yang kalo digodain sama anaknya malah semakin menjadi. Pantes aja anaknya sejenis sama dia.
Pasca banjir beberapa hari lalu, televisi di ruang keluarga dan kamar memang menjadi korban. Belum lagi kulkas, kompor dan sofa, semuanya rusak karena banjir dadakan gara-gara babi nyasar di gorong-gorong.
Lantai satu bahkan masih kosong, guci kesayangan ayah masih dijemur setelah Hanbin bersihkan. Iya, Hanbin kena tugas bagian nyikat. Sedangkan Donghyuk bersama beberapa tukang bertugas mengecat ulang dinding. Dahyun bagian bersih-bersih sama Bunda.
Haruto?
Dia bantu doa.
Gak guna, emang.
"Bob Tv udah ada?" Bobby yang sedang melakukan pembayaran menggunakan debit Sang Ayah, langsung terlonjak kaget. Bunda tiba-tiba saja muncul dengan Dihan di gendongan. "Sore udah harus ada di rumah ya, udah selesai pasang. Malem bunda mau fokus nonton Aladin."
"Hah? Aladin ada di tv?" tanya Bobby, "nonton aja di tab."
"Aldebaran Andin," jawab Bunda. "Kemarin-kemarin bunda nonton di atas, diganggu mulu sama Haruto. Dia mau nonton keluarga si Baim Wong."
Udah lah emang keluarga Kim cabang blok C itu udah kelewat random, gak ada yang normal. Bahkan Donghyuk sekalipun, dia tetap gila dengan versi berbeda.
"Bun, kata ayah suru pilih warna sofa."
"Ambil warna yang cocok sama ruang tengah aja, Bob."
"Coklat?" tanya Bobby, "atau Abu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfiction[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...