"Ya udah, kamu lanjut makan, gih. Aku ada urusan, nih."
"Iya," jawab Hayi singkat. "Semangat, yaaa." Tak ada jawaban dari sebrang sana, panggilan suara sudah terputus.
Pusat perbelanjaan di malam minggu tentu saja ramai. Mayoritas pengunjung datang bersama pasangan, entah itu muda mudi, maupun suami istri.
"Berasa cosplay jadi jomblo," gumam Hayi yang mendorong troli. Ia sedang belanja bulanan. "Gue juga bodoh, tau malem minggu, malah belanja bulanan."
Hayi terus memilih beberapa bahan masakan, stok bumbu dapur, sayur, dan buah. Sebenarnya tugas belanja bulanan biasanya di tangan Mama, tetapi bulan ini Mama sedang pergi berlibur dengan teman-temannya.
"Loh?" Mata Hayi seketika membulat, seseorang tiba-tiba memasukkan beberapa snack ke dalam belanjaan Hayi. "Woy!" panggil Hayi cukup kecang kepada tersangka yang sudah berjalan lebih dulu. "HEH! ASAL MASUK BELANJA AJA LO!" Hayi dan jiwa premannya tentu saja langsung bergejolak.
Tersangka yang memasukkan belanjaan itu hanya diam, menundukkan kepalanya yang tertutup hoodie.
"WOY!" bentak Hayi. "Ambil nih belanjaan, lo! Beli Pringles banyak banget. Amandel!"
Beberapa pengunjung terlihat melirik kepada Hayi, mereka mengira ada drama labrak-melabrak ala istri sah dan pelakor.
"WOY--LOH! KAMU KOK ADA DI SINI?"
Hanbin tak lagi bisa menahan tawanya, pria itu melepaskan hoodie yang menutupi kepala. Pria itu bahkan semakin puas tertawa, berbeda dengan Hayi yang sudah menatap bingung sang suami.
"Kamu kapan dateng?" tanya Hayi, ia masih tak percaya Hanbin ada di hadapannya. "Kenapa nggak bilang?"
Cengiran Hanbin langsung Hayi terima. Pria itu dengan santai memeluk sang istri yang masih linglung.
"Yang?" panggil Hanbin karena tidak mendengar suara Hayi. "Yii?"
Hayi tak menjawab panggilan suaminya, tetapi ia membalas pelukan Hanbin dengan erat. Wajahnya sudah bersembunyi di dada bidang Hanbin, melepas semua rindu di tempat pengasingan paling favoritnya.
"Tadinya aku mau ngasih kejutan di rumah," cerita Hanbin. "Tapi pas sampe bandara, kamu chat aku mau belanja bulanan. Ya, udah, aku susulin kamu aja."
"Tapi, kok, kamu tau aku belanja ke sini?"
"Tau, dong. Kan pake GPS." Hanbin menjawab dengan bangga. Berbeda dengan Hayi yang sudah mendongak, menatap curiga suaminya.
"GPS apaan? Di hp aku?" tanya Hayi dan dijawab gelengan kepala Hanbin. "Terus GPS apa?"
Hanbin menundukkan kepalanya, mendekat kepada wajah Hayi. "GPS hati," jawab Hanbin dan diakhiri dengan sebuah kecupan singkat.
"Loh, di lorong ini jadi tempat syuting drama, ya?"
💃
"Emang Papah kemana?" tanya Hanbin, pria itu berubah menjadi kuli angkut belanjaan sang istri.
"Papah darma wisata sama temen-temennya, Mamah juga sama."
"Mereka darma wisata bersama?" tebak Hayi dan dijawab anggukkan kepala.
"Sama temen-temennya juga."
"Makin akrab, ya?" kata Hanbin. "Sering-sering diingetin, Yi. Takut khilaf."
Hayi membantu Hanbin memasukkan belanjaan ke dalam mobil. "Apaan, pas kapan gitu, mereka nonton tv di rumah sampe ketiduran. Terus aku bangunin buat disuru pindah. Eh, dua-duanya masuk kamar barengan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfiction[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...