"Terus sekarang keadaannya gimana?"
"Udah sehat, tapi masih harus dirawat, Teh."
"Kok bisa pingsan? Sebelumnya udah sehat, kan? Nggak pernah sakit lagi malahan."
Jungkook mengedikkan bahunya. Ia mendapatkan tugas menjemput Hayi di bandara. "Nggak tau. Dapet kabar Mara masuk rumah sakit aja baru tadi. Padahal udah dua hari dia dirawat."
"Pingsan di sekolah?" Hayi masih terus bertanya. "Yang bawa ke rumah sakit siapa? Gara-gara Uto, ya?"
"Teh, sumpah gue nggak tau apa-apa. Lo bisa langsung tanya ke Bunda." Jungkook membukakan pintu untuk Kakak ipar kekasihnya itu. "Lo balik ke sini bilang ke A Mbin nggak?"
"Astaghfirullah. Gue lupa ngasih tau Hanbin."
Jungkook tentu saja langsung melongo. "Gila, untung aja lo kaga jatoh di pesawat, Teh. Dosa anjir kaga minta izin ke suami." Dengan santai Jungkook langsung berlari masuk ke jok kemudi. "Mana A Mbin kalo ngamuk serem."
"Diem, deh. Lo jangan nakut-nakutin!" omel Hayi. Paniknya seketika menjadi dua kali lipat. Karena keadaan Mara, dan takut suaminya marah gara-gara ia pergi tanpa izin.
"Lagian lo dateng ke rumah sakit juga nggak ada kontribusi apa-apa," komentar Jungkook yang mulai mengemudikan mobil Dahyun. "Lewat video call juga bisa." Nyali Jungkook sepertinya sangat banyak. Ia berani membalas perkataan Hayi.
"Ngamuk udah ini ngamuk," gumam Hayi. Ia sedang menunggu ponselnya menyela. "Eh, tapi gue udah izin ke Nenek, Kook."
"Lah, lo nikah sama Kim Hanbin atau neneknya?" ucap Jungkook. "Izin tetep ke suami lo, Teh."
Hayi tak lagi mempedulikan perkataan Jungkook. Fokusnya sudah tertuju pada ponsel dengan banyak bunyi notifikasi. "Ngamuk ini pasti," gumam Hayi. Ia tak berminat membaca puluhan pesan masuk dari Hanbin dan memilih untuk langsung menelepon suaminya.
"Di mana?" Suara dingin Hanbin langsung terdengar saat panggilan diterima.
"Aku ada di bandara. Tadi siang Bunda bilang Mara masuk rumah sakit."
"Terus?"
Hayi menggigit bibir dalamnya. "Tadi aku bilang ke Nenek, kok," jelas Hayi. "Malem aku langsung pulang. Sekarang mau pesen tiket pesawatnya."
"Nggak usah, nanti aja pulangnya. Temenin Mara sampe sehat." Panggilan suara langsung Hanbin putus sepihak.
"Ngambek, Teh?" tanya Jungkook yang tidak sengaja mendengar sayup-sayup suara Hanbin.
"Ngamuk," balas Hayi.
Hayi memang galak, tetapi jika salah ia tak berani melawan. Apalagi kalau Hanbin sudah marah, mana berani ia menjawab.
💃
"Mba lo mending pulang, deh. Gue serem lo lahiran di sini." Untuk kesekian kalinya Jisoo membujuk Sana pulang dari ruang rawat inap Mara. "Nanti malah prematur lagi adeknya Jisung."
"Lo juga pulang, Teh," sahut Hayi. "Anak lo udah jadi bahan percobaan Bang Bobby, tuh."
"Teh Hayi juga--"
"Dih, gue kaga punya anak." Hayi dengan cepat menyela perkataan Ahra.
"Tapi, laki lo udah mencak-mencak di sono," sahut Ahra. Tingkat kepedasan komentar Ahra semakin hari memang semakin meningkat. Gurunya saja ia lawan.
"Buseeet. Mending kalian pada balik sana." Haruto yang sedari tadi duduk di kursi samping tempat tidur Mara akhirnya ambil kendali. "Berisik banget, sumpah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] KIMcheees 3x✓
Fanfiction[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby Tak ada pertengkaran antara Bobby, Dongii Haruto yang bisa menggila sendiri Hanbin lebih sering di rumah sakit Dahyun sibuk bekerja dan kulia...