52

23 5 0
                                    

"Kita sembunyiin dulu dari Seungmin, beberapa hari ini dia lagi stres kerjaan. Jangan kita ganggu sekarang."

Hyunwoo mengangguk setuju, "Oke, tapi gue gak mau lama-lama nunggunya. Gue jauh-jauh dateng kesini cuman pengen gebukin Baejin yha!"

"Dulu belum sempet gebukin, bang?" ucap Jisung penasaran.

"Ga ada waktu buat gebukin dia, gue kewalahan ngurus Ryuseol. Lagian setelah kejadian itu Baejin langsung pergi lagi, dan gue gak tau kemana. Katanya ke Dubai, tapi lagi, gue masih bingung ngurusin Ryuseol,"

"Makasih ya bang, udah jagain adek gue."
"Makasih ya bang, udah jagain si preman."
"Makasih ya bang, udah jagain temen gue"

"HEH! Gue gak lagi donasi elah, kenapa makasih semua."

crkk'

Semua pandangan kini beralih pada Ryuseol yang masuk dengan senyumnya, "Bang J-in?"

"Kenapa, seol?"

"Yejin katanya pengen pulang. Katanya lupa kasih makan Zoe tadi, itu kucing udah gak gelut lagi kan sama Kkami?"

Jujur, semua orang, baik Hyunjin, Jisung, dan yang lainnya merasa senang saat Ryuseol datang ke kamar ini. Dia sudah berani membuka diri tanpa ada rasa takut kelihatannya. Belum lagi senyum Ryuseol, bagaimana bisa gadis itu masih mengukirnya saat kejadian seperti ini menimpa dirinya.

"Males ah! Lo kalo ngehujat Kkami sama aja ngehujat gue. Kan gue bapaknya,"

"Siapa maminya?" Ucap Ryuseol kembali bertanya.

"Kan lo. Gimana sih sama anak lupa sih, mihh!"

Hyunjin tetap saja menjahili Ryuseol seperti dulu. Tujuannya tak lain tak bukan hanya ingin mencairkan suasana saja.

"Yha udah, gue aja yang anter Yejin, Bang Jin. Sekalian sama Aul di suruh beli perlengkapan rumah juga,"

Iya, kejadian itu kemarin.

Sebelum datangnya Seungmin lebih tepatnya. Mereka benar-benar menyembunyikan hal itu dari Seungmin. Mereka hanya takut Seungmin di luar kendali. Juga tidak mau menambah beban pikiran pada lelaki itu.

Saat Yugyeom sudah keluar dari ruangan itu, Hyunwoo dan Hyunjin juga pamit untuk pergi sebentar. Keduanya ingin membeli beberapa snack dan permen tusuk untuk Ryuseol. Sedangkan Ryuseol duduk di sofa yang diduduki Jisung. Ryuseol meletakkan kepalanya di paha Jisung, "Sung,"

"Hm?" jawab Jisung sambil membuka komiknya itu.

Jinyoung yang tengah membaca buku juga ikut menoleh saat Ryuseol berbincang dengan Jisung.

"Tadi Bang Hyunwoo bicara sesuatu ga ke lo?"

Jisung terdiam, bingung harus memberi jawaban apa. "A-da-a ap-a emangnya?''

Ryuseol tersenyum tipis. Gelagat Jisung sudah menjelaskan semuanya. Ryuseol tau tatapan Jisung saat berbohong. Ryuseol kemudian merebut buku komik itu dari tangan Jisung, meletakkannya diatas mukanya untuk bersembunyi, "Lee Hyunwoo, sialan. Bikin malu orang, cih."

Jinyoung yang melihat reaksi Ryuseol perlahan ikut campur, "Bisa malu lo sama kita?"

Jisung juga langsung merebut kembali buku komik itu. Menatap Ryuseol menunduk, 

"Lo gila. I'm so proud of you, seol."

Ryuseol membelalakkan matanya. Ryuseol kira Jisung akan marah saat tau hal itu dia sembunyikan. "Ha?"

"Jadi 3 tahun? 3 tahun kan lo dibikin meringis ketakutan sama Baejin? Gue percaya sama lo, lo pasti baik-baik aja. Lo kuat. Gue gak kasihan sama lo, seol. Lo udah berusaha sebaik mungkin untuk hidup, lo hebat. Dan sekarang giliran gue untuk berusaha sebaik mungkin. Sebaik mungkin buat ngebalas dendam yang gak bakal lo lakuin."

Hey, I Hate You | Kim Seungmin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang