33

27 5 0
                                    

"Huh,"
Ryuseol menghela nafasnya saat menyadari Yugyeom yang tengah berdiri diambang pintu dengan air mata yang sudah membasahi pipi.

Baru saja 1 jam yang lalu Ryuseol bangun, sudah harus ladeni tingkah manja Yugyeom.

Ryuseol tau, Yugyeom itu cengeng. Ada hal sedikit yang membuatnya khawatir dia langsung menitikkan air matanya.

"Heh, Kim Yugyeom." Ucap Ryuseol dengan nada tajamnya.

Yugyeom malah menangis. Menangkup wajahnya dengan kedua tangan besarnya. Memang tidak masalah jika menangis, tapi sekarang bukan waktu yang tepat.

Ryuseol tidak sendiri, ada Seungmin yang masih stay disebelahnya. Sangat memalukan bukan jika Yugyeom menangis seperti anak TK seperti ini.

"Heh, Fakyug."

Seungmin juga hanya bisa diam. Melihat Yugyeom menangis karena Ryuseol itu memberikan kesan lain baginya. Dia sadar, ada orang yang lebih mengkhawatirkan Ryuseol daripada dirinya.

Yugyeom perlahan melangkah mendekat, masih dengan isak tangis yang tidak berhenti.
"Sialan, lo." Kalimat pertama yang diucapkan Yugyeom dibalik tangan besarnya.

Ryuseol tertawa jijik,
"Hehe, udahlah jangan nangis."

"Ya lho! Bisa-bisanya, ceroboh banget! Tuh lihat tangan lo kaki lo, apaan dibalut perban kek gitu. DAN MASIH SEMPET BUAT MAKE LIPSTICK?!"

Seungmin tersenyum sekilas melihat interaksi kakak adik ini. Apalagi melihat Yugyeom yang tampak humoris dan ceria bisa menangis karena Ryuseol, jarang sekali.

"Shut-! Ini rumah sakit, gyeomㅡ"

"Bang Yugyeom panggilnya, seol." Ucap Seungmin menyela mengingatkan Ryuseol.

"Em iya, bang yug."
"Gue pake lipstick soalnya bibir gue pucet banget, gyㅡ bang gyeom! Lagian lo apaan sih pake drama nangis-nangis segala."

Yugyeom duduk dibrankar Ryuseol, langsung memeluk adik perempuannya itu hangat,
"Tangan gue, sakit!"

Baru saja Yugyeom ingin memulai adegan hangat langsung hancur karena Ryuseol. Tapi tidak bohong, tangan Ryuseol memang sakit saat disentuh orang lain. Tepatnya tangan kiri Ryuseol yang sedang balut perban.

"Kok bisa sih kecelakaan kek gini."

BRAK'
"Kaget."

Jisung langsung berjalan cepat masuk ke dalam kamar Ryuseol. Memeluk sahabatnya itu tanpa basa-basi,
"HEHH TANGAN GUE!"

Jisung melepaskan pelukannya,
"Salah lo sendiri, anjeng. Kenapa pake acara ketabrak gini sihhh! Lo ga tau gue udah gila khawatirin lo?!"

Saat Jisung berbicara, Ryuseol menutup lubang telinganya dengan jari telunjuk tangan kanannya, seakan tidak ingin mendengarkan celotehan sahabatnya itu.

"RYUSEOL!" Bentak Jisung saat melihat sikap Ryuseol.

Ryuseol langsung mengacak rambut Jisung dengan tangan kanannya,
"Yha maaf ya, anak anjing. Ryuseol maaf bikin Jisung khawatir."

"Lha gue?" Ucap Yugyeom ikut-ikutan.

Alhasil, Ryuseol juga mengelus pucuk rambut Yugyeom,
"Maaf juga ya, Ryuseol bikin pembantu rumah se-khawatir ini."

Seungmin hanya tertawa saja. Bahagia juga saat melihat Ryuseol bisa bercanda seperti ini, sangat tidak tampak bahwa Ryuseol sekarang adalah pasien.

Ryuseol beralih pandangan pada Hyunjin yang baru saja masuk,
"Udah jangan peluk gue lagi! Tangan gue sakit, woi."

Hyunjin hanya tertawa sekilas. Kehadiran Yugyeom dan Jisung saja Hyunjin sudah paham mengapa Ryuseol berkata seperti itu.
"Idie, ogah juga gue peluk-peluk lo."

Hey, I Hate You | Kim Seungmin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang