21

25 7 0
                                    

Seungmin dengan sabar, mengusap darah Ryuseol yang terus saja turun. Kejadian tadi, Seungmin berhasil membawa Ryuseol pergi dari sana. Tepatnya pergi ke uks, lagi-lagi darah mimisannya keluar tiba-tiba.

"Ini masih pagi, seol. Klo tengkar sama Jiheon nnt aja, pagi-pagi gini udh mimisan." Ucap Seungmin sembari membuang tisu yang penuh akan darah segar Ryuseol.

Ryuseol hanya terdiam, membiarkan pemuda itu membersihkan darah mimisannya.

"Gue denger dari kakak Jiheon, itu perbuatan lo, Seol?"

"Iya, kenapa?"

"Perlu banget yha, ngehancurin Jiheon kyk gitu?"

"Min, lo tau Jiheon kan? Lo tau semua perbuatan sepupu lo itu. Dan lo masih ngebela dia?"

"Gue engga ngebela Jiheon, kata siapa gue ngebela dia?"

"Dari kalimat lo, jelas lo ada di pihak Jiheon."

Ryuseol menepis tangan Seungmin yang tengah membersihkan darah mimisannya. Menatap pemuda itu penuh dengan amarah,
"Gue bisa meledak sekarang, gue mau pergi."

Seungmin menghela nafasnya,
"Seol, dengerin. Gue ga ada dipihak siapaㅡ"

"Udah, min."

Ryuseol beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan Seungmin yang masih membeku melihat perlakuan gadis itu.
"Dasar, keras kepala."

LeeFelix: Brou, lo mau mati yha?
LeeFelix: Lo dimana anjing! Ini praktek semua bahan di lo, trs gue mau praktek apaan?
LeeFelix: Keknya gue salah deh, pilih lo jadi patner
LeeFelix: /tapi boong
LeeFelix: Buruan dateng,

Dilain sisi, Ryuseol melanjutkan langkah cepatnya kembali ke dalam kelas. Mood nya kembali berubah semenjak ke datangan Jiheon.

Gadis itu langsung duduk ditempatnya. Masih merasa tidak percaya dengan perkataan Seungmin.

Kelas mereka pagi ini kosong, guru mapel sedang melakukan rapat dengan kepala sekolah.

"Seol,"

"FUCK! AISHSGGHH!"

Hyunjin dan Jisung langsung melakukan kontak mata. Tiba-tiba sahabatnya mengumpat keras sampai seluruh kelas terkejut dan hening setelahnya. Aneh sekali, padahal tadi pagi suasanya berbanding balik.

"S-eol," ucap Jisung mengetuk meja Ryuseol.

"Kim Seungmin, dia palsu dia. Palsu dia,"

Entah kenapa, saat Ryuseol menyebut nama Seungmin, Jisung seperti malas untuk melanjutkan percakapan.

"Kim Seungmin kenapa? Tengkar sama dia?" Ucap Hyunjin penasaran.

"Sung," ucap Ryuseol tanpa mengalihkan pandangannya lurus ke depan.

"H-m?"

"Choco mint,"
"JANGAN CHOCO MINT. JANGAN PERNAH KASIH GUE CHOCO MINT LAGI. MULAI SEKARANG GUE GA SUKA SAMA CHOCO MINT."

Jelas, choco mint membuat Ryuseol teringat dengan pemuda itu.

Labil, dasar.

'초코 민트'

Sore ini, seperti biasa Seungmin pulang dengan  sepeda goes kesukaannya. Kalau ke sekolah Seungmin lebih menyukai mengendarai sepeda itu daripada naik bus. Hanya menghabiskan uang saja.

Ditengah perjalanannya pulang, rem sepeda langsung ditarik oleh Seungmin. Membuatnya berhenti di jalan sepi itu.

Seungmin tersenyum, ternyata yang dia liat benar. Ryuseol dengan sepeda lipatnya tengah berhenti di sebrang jalan. Rantai sepeda lipat Ryuseol terputus. Membuat gadis itu mengutukki diri sendiri meratapi kesialannya.

Hey, I Hate You | Kim Seungmin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang