48

16 5 0
                                    

"Iya kamunya gimana? Aku ngikut kamu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya kamunya gimana? Aku ngikut kamu aja."

"Klo aku di Bandung juga gak apa disini juga engga apa? Emang keluarga kamu engga papa kesini? Udah, kita nikah disana aja, njun. Orang keluarga aku cuman Bunda sama Hyunjin."

Yeonjun tersenyum senang,
"Okai." Ucapnya lanjut memakan waffle ditangannya.

Sore ini, Yeonjun dan Yeji pergi mengurus gaun nikah. Walau acaranya masih 4 bulan lagi, Yeonjun memaksa untuk mempersiapkan mulai dari sekarang, takut nanti ada yang kurang atau diluar kendala.

Yeji mengangkat kopi itu, bergeser lebih dekat dengan Yeonjun. Karena kopi itu penghalangnya. Yeji memeluk lengan Yeonjun secara tiba-tiba.
"Ih, ih, ada apa tumbenan." Ucap Yeonjun tertawa melihat Yeji.

Yeji malah menghela nafas beratnya,
"Kamu inget ga, temen sma aku yang sering aku ceritain?"

"Yang sering jahil ke kamu tapi klo kamu dijahilin orang lain dia marah? Yang udah kyk kakak kedua setelah kak Hyunjin?"

Yeji mengangguk perlahan,
"Yang pergi tiba-tiba karena penyakitnya."
"And she's comeback."

Yeonjun berhenti mengunyah, meyakinkan diri dengan apa yang dia dengar. Karena dari yang diceritakan Yeji selama ini tidak ada kemungkinan gadis itu kembali. Bahkan Yeonjun menarik kesimpulan jika gadis itu memang sudah menyerah. Tapi apa, gadis itu kembali?
"IH?!"

"Em, aku bingung harus gimana ke dia. Pertama kali ketemu aku udah kesulut emosi."

Yeonjun mengangguk setuju, mengusap kepala Yeji dengan bangga,
"Bagus. Mending kamu luapin emosi kamu, daripada kamu tahan. Orang dia yang salah ninggalin kamu. Udah, good job, my boo."

"Tapi akunya pengen banget balik sama dia. Pengen dijahilin kyk dulu,"

"Ada prosesnya, ji. Kamu coba aja mendekat ke dia, perlahan. Dia pasti juga bakal ngerti kok kenapa kamu marah. Dan dia bakal jelasㅡ astaga, ada aja. Orang lagi romantis gini."

Yeji tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan calon suaminya itu yang kesal karena telfon masuk. Ada panggilan untuk Yeji.

"Uhm, jin?"

"Ke rumah sakit tempat magang Hyunjin dong."

"Kenapa? Lo kenapa? Bayi lo kenㅡ"

"Ryuseol, ji."

"Gue berangkat sekarang."

Yeji langsung berdiri, dengan cepat membawa kopi dan barang lain untuk pergi darisana,
"Ryuseol.."

"Siapa?"

"Temen sma aku, dia Ryuseol. Njun, anterin ke rumah sakit. Aku takut Ryuseol kenapa-napa."

'과일'

"Seol, denger aku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seol, denger aku?"

Ryuseol meletakkan cangkir di meja sebelahnya. Mengangguk pelan memberikan jawaban untuk Seungmin.

Jisung dan Hyunjin diusir untuk pergi dari kamar. Tidak ada pilihan lagi, Ryuseol benar-benar berubah gila karena tadi. Seungmin yang menenangkannya dengan memberikan pelukan hangat seperti tadi.

Seungmin duduk pinggir ranjang Ryuseol. Tidak berani untuk melakukan skinship lagi dengan Ryuseol. Ryuseol terlihat sangat takut.
"Ada aku disini, kamu jangan takut."

Brak'
"Seol,"
Yeji yang berada di ambang pintu dengan cepat berlari ke arah Ryuseol. Menangkup wajah pucat Ryuseol dengan segala kekhawatirannya. Ryuseol sangat pucat, saat tangan Yeji menyentuh wajahnya Ryuseol langsung menangis biru kembali,
"Hiks.. Ye-ji.."

Yeji langsung memeluk gadis itu,
"Udah, gak apa. Udah ada gue."

Seungmin lega saat Yeji datang, sampai membuat Ryuseol menjadi lebih tenang walau melepaskan tangisnya lagi. Seungmin sepertinya harus keluar darisini. Menanyakan apa yang terjadi dengan Ryuseol hingga bisa seperti ini kepada kedua sahabatnya.

Seungmin pergi keluar dari ruangan putih itu. Meninggalkan Ryuseol dan Yeji yang masih berpelukan diiringi tangis ringan Ryuseol,
"Udah nangis aja, sepuas lo."

Yeji menepuk punggung Ryuseol ringan.
"Ye-ji.. gue takut."

Yeji terdiam. Untuk pertama kalinya Ryuseol takut akan sesuatu. Merasakan getaran tubuh Ryuseol, ini aneh untuk Yeji. Karena apa Ryuseol bisa setakut ini?

"Takut apa, seol. Ada gue disini."

Ryuseol takut akan apa?

Kim Yugyeom: Ryuseol gimana?
Kim Yugyeom: Kenapa sakitnya waktu gue mau take off
Kim Yugyeom: Min, gue pasrahin ke lo ya

Kim Seungmin: Ryuseol udah gak apa kok
Kim Seungmin: Bang Hyunwoo juga ngabarin udah take off
Kim Seungmin: Jangan khawatir bang

"Bang Yug?"

Seungmin mengangguk. Menutup handphone-nye kembali fokus pada teman-temannya itu.
"Tadi ada apa?"

"Padahal tadi cuman gue ajak minum doang, min. Yha kan, jin?" Ucap Jisung menjelaskan.

Hyunjin menggeleng pelan,
"Gak cuman itu, sung. Baejin. Kita ketemu Baejin tadi."

Seungmin mengerut alis, "Baejin?"

"Heh, mana dampak sama Baejin. Emang kenapa? Gak mungkin gegara Baejin-lah." Ucap Jisung menepuk pundak Hyunjin.

"Bae Jinyoung, first love Ryuseol. Mantan Ryuseol sebelum bang Eunwoo." Ucap Hyunjin menambahkan.
"Bisa ada kaitannya, sung."

Jisung masih tidak setuju. Tidak mungkin Ryuseol takut karena Baejin, malah biasanya Ryuseol menyalak jika mendengar nama itu. Tapi.. ingatan Jisung perlahan muncul,
"Oh ya, Ryuseol, selama ini ada di LA. Cabang perusahaan Bae Company di LA 3 taㅡ Baejin."

Hyunjin dan Seungmin masih bingung dengan ucapan Jisung. Setelah mengelak mengapa Jisungㅡ
"Cabang perusahaan Bae Company di LA dimulai 3 tahun yang lalu. Ada kemungkinan mereka ketemu. Aish, ini apaan sih!"

Baejin?
Ding Ding Dong, jawabannya Baejin.

Okai, mari kita buka pelan-pelan.

"내가 널 싫어하는 이유."

Hey, I Hate You | Kim Seungmin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang