3

70 8 2
                                    

"Let's break up."

Ryuseol menoleh ke lawan bicaranya, yang tiba-tiba mengajaknya untuk bertemu setelah pembelajaran terakhir.

Cha Eunwoo,
Pacar Ryuseol ㅡmungkin sampai hari ini saja.

"Kak, kenapa tiba-tiba gini? Aku ada salah apa?" Tanya Ryuseol masih tidak terima.

"Seol, kamu kira aku ngga sebel apa ngeliat kmu sama Hyunjin, sama Hanjisung, kayak gitu. Kalian beneran temenan doang? Bahkan waktu kita berduapun, salah satu dari mereka selalu ada buat jadi orang ketiga." Ucap Eunwoo menjelaskan panjang lebar.

Ryuseol hanya menutup mulutnya rapat, karena yang dikatakan Eunwoo memang tidak ada salahnya. Semua benar,

"Tapi kak, Ryuseolㅡ"

"Makasih untuk satu tahun, Ryuseol."

Eunwoo beranjak dari ayunan merah itu, meninggalkan Ryuseol sendirian di taman yang sepi. Bahkan tidak ada pengunjung ditaman ini, sepi.

Tubuh Ryuseol masih kaku ditempat, memejamkan matanya mencoba untuk menyadarkan diri.

Walau mungkin hanya satu tahun, bagi Seol, Eunwoo adalah orang yang berpengaruh dalam hidupnya setelah kedua sahabatnya itu. Eunwoo yang membuat Ryuseol selama satu tahun kebelakang merasa terhibur akan kehadirannya. Walau Eunwoo terkenal sebagai lelaki yang dingin, tapi jika sudah bertemu dengan Ryuseol dia akan berbeda. Menjadi orang yang mengasikkan.

Eunwoo juga yang menemani Ryuseol pergi untuk sekedar membeli buku, ataupun barang lainnya ㅡjika kedua sahabatnya itu tidak bisa.

Ryuseol sadar, sebagai seorang kekasih, seharusnya Eunwoo lebih tinggi kedudukannya ketimbang Jisung maupun Hyunjin.

Tapi entahlah, yang membuat Ryuseol kecewa karena Eunwoo seperti sekejap dengan enaknya memutuskan hubungan seperti ini.

"Brengsek," ucap Seol lirih sambil menangkup mukanya.

Disaat yang sama, Seungmin dengan tas ranselnya berjalan melewati Seol. Awalnya Seungmin kira dia salah melihat, karena dimatanya Seol bukan anak yang suka bermain ditempat yang seperti ini.

Seungmin mendekat ke arah Seol, duduk membelakangi arah Seol di ayunan itu. Bekas Eunwoo duduk tadi.

"Seol?" Ucap Seungmin memastikan bahwa disebelahnya itu Seol.

Seol tidak bergeming,
"Ryuseol?"

"Bacot, diem."

Mendengar suara Seol yang aneh, Seungmin menghadap ke arah Seol,
"Lo nangis?"

Seungmin cepat merubah arah duduknya, menyamakan dengan gadis berambut pendek itu,
"Kenapa nangis? Ternyata Ryuseol bisa nangis ya."

Tidak, Ryuseol tidak menangis. Hanya saja suara Seol seperti berbeda, lebih berat. Seungmin saja yang mengada-ngada.

"Engga. Lo ngapain disini?"

Seungmin meraba saku celananya, memberikan gantungan kunci milik Seol,
"Kemarin jatuh, lagian udh ngantuk kenapa engga pulang si? Kasian Hyunjin nganterin lo kemarin malem."

"Kok lo tau?"

"Lo engga inget waktu gue suruh pulang? Belaga bisa jalan sendiri, padahal juga langsung jatuh dijalan."

"Lo ngikutin gue, min?"

Seungmin langsung menelan ludahnya kasar, dia sudah tertangkap mengikuti Seol malam itu,
"Iya, lagian lo klo jalan persis orang mabuk! Mana tega gue ninggalin lo." Ucap Seungmin dengan menundukkan kepalanya.

"Makasih ya."

Ucapan Ryuseol barusan sungguh membuat Seungmin terkejut, sebuah kata itu bisa keluar dari mulut Ryuseol? Pikir Seungmin.

Hey, I Hate You | Kim Seungmin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang