Arga memasang wajah garang sambil menyapu wajahnya dengan tangan.
"Huwaaaa maaaafff" teriak jejes dan langsung melap wajah arga dengan lap yang ada di atas meja
"Jess! Itu kain apa?!" Teriak arga marah.
"Huwaaa salah lagii" panik jejes dan langsung berlari mengambil tisu di atas meja.
Ia dengan telaten melap wajah arga dan tanpa sadar bahwa bibi memperhatikan mereka sedari tadi sambil senyum senyum.
"Makanya lain kali kalo minum itu hati hati!" Arga masih memasang wajah kesalnya.
Jessica terlihat kaget dan langsung merasa bersalah takut arga marah besar.
"Maaf" ujarnya sambil menunduk takut.
Arga sedikit kaget karena melihat jessica yang tumbennya mau mengalah dan langsung meminta maaf.
"Hiks , maaf" terdengar isakan dari mulut jessica yang sekarang membuat arga yang bergantian menjadi panik.
"Eh jes, aduh bukan gitu jangan nangis yaa, cup cup cup" refleksnya langsung memeluk jejes dan mengelus rambutnya.
Jessica hanya diam dan malah tambah menangis.
"Huwaaaa" tangisnya pecah.
"Hah? Eh kok makin nangis sih, jes sorry udah gapapa gua kagak marah ya elah jangan nangis dong" bujuk arga dan mengelus punggungnya.
Jessica mengangguk dan patuh ia tidak lagi menangis, yang menjadi masalah sekarang mereka sedang berpelukan dan bi sum masih ada di sana
"Ekhem non, nak arga, bibi masih ada di sini loh. Kenapa malah pacaran di depan bibi, kan bibi jadi kangen suami bibi mau minta peluk juga" ucap bi sum sedikit alay.
Arga dan jejes lantas sadar dengan apa yang sedang mereka lakukan dan langsung melepaskan pelukan mereka.
"Ah bibi mahh kan maluuu" balas jejes dengan pipi yang memerah.
"Kenapa malu?" Tanya arga bingung
"Ah udah deh mending kamu pulang udah makin sore ini" usir jejes ke arah arga.
"Yeee manusia, yaudah gua pulang aja lagian di usir sama yang punya rumah" sindirnya dan langsung berjalan ke luar
"Neng kenapa diam, anterin atuh" ujar bi sum sambil menyenggol pinggang jessica.
"Ish bibi mah" kesalnya dan langsung menyusul arga.
.
.
."Makasih udah anterin aku ya" ujar ina saat sudah sampai di gerbang depan rumahnya kearah alvin. Alvin hanya membalas dengan anggukan dan senyum manisnya.
"Eh bu, tapi udah kan yang kita rencanain kemarin?" Tanya ina memastikan.
"Tentu saja, intinya di ultahnya om arga nanti. Bakalan ada banyak kejutan yang spesial buat dia" jawab alvin dan ina mengangguk bersemangat.
Saat sedang asik asiknya mengobrol terlihat arga turun dari ojek online dan langsung menghampiri dua sejoli itu.
"Ekhem" arga sengaja batuk pura pura.
"Eh om, sore om" sapa alvin dengan sopan.
"Ngapain masih di sini? Bukannya pulang?" Tanya arga songong.
"Ini mau pulang" balas alvin dan memakai helmnya.
"Hati hati bu" ujar ina. Dan arga langsung meliriknya tajam.
Alvin mengangguk dan mulai menyalakan motornya untuk pulang.
"Kamu itu, udah sore masih aja pacar pacaran" marah arga ke arah ina.

KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE IT'S YOU [END]
Fiksi Remajakenapa rasa sayang bisa terbagi? bagaimana mencegah rasa sayang tersebut agar tak ada yang tersakiti? kenapa seseorang harus di berikan pilihan yang sangat sulit... ayo baca^^