Ina mengernyitkan dahinya bingung sedikit merasa atmosfer di sekitar mereka agak panas, namun Ina bisa menetralkan semuanya bahkan detak jantungnya sudah lebih cepat. Sebenarnya apa yang ingin di sampaikan oleh Alvin, Ina menatap tepat pada manik mata Alvin dan melihat ada kasih sayang di sana.
"Haruskah aku... Akuu " ujar Alvin gugup
"Hah?" bingung ina
"Al, kalo ngomong tuh yang jelas" lanjutnya sedikit menggerutu.
"Aku. Suka. Sama. Kamu" ucap alvin jujur dengan tekanan di setiap katanya.
"Apa? Kamu suka aku?" tanya ina masih bingung bahkan tidak percaya. Alvin mengangguk menanggapinya.
"Kamu jangan bercanda, apa karena kemarin kan ka-" bingung ina.
"Dari awal, aku emang udah suka sama kamu. Dari awal kamu masuk ke sekolah ini, dari awal kamu duduk di samping aku, dari awal aku ngaku jadi pacar kamu, dan dari awal semuanya sebelum kamu masuk ke gedung sekolah ini pun. Aku udah suka sama kamu na" potong alvin.
"Aku lihat kamu di mall saat itu, sepertinya kamu lagi berbelanja kebutuhan sekolah. Aku minta maaf tapi aku ga sengaja perhatiin kamu dan tawa kamu, mata kamu, wajah kamu, semuanya aku suka. Awalnya aku emang ngerasa ini pasti ga benar, karena aku kenal kamu aja ngga" jelas alvin.
"Tap-"
"Sssttt, biarkan aku menjelaskan semuanya biar aku juga lega. Aku seneng bisa ungkapin perasaan aku sebenarnya aku ga maksa kamu buat terima aku yang penting aku udah bilang perasaan aku ke kamu. Aku marah kalo ada yang deketin kamu, aku ga suka liat orang melihat dirimu dengan tatapan ingin memiliki, aku ga suka liat kamu deket sama siapapun kecuali aku. Kamu gapapa bilang aku egois tapi memang untuk kali ini aku emang egois" jelasnya lagi.
"Al,,, kamu serius?" tanya ina.
"Tentu saja, kamu pikir aku bercanda tentang semua kata kata aku tadi?" tanya alvin.
"Ummm sebenarnya aku ga tau perasaan aku gimana, tapi setiap deket kamu jantung aku deg degan banget, setiap kamu natap aku itu buat aku gugup banget, setiap kamu bicara itu buat aku kagum banget, dan setiap perlakuan kamu buat aku ngerasa spesial banget" jelas ina sambil merona. Alvin terkekeh melihat tingkahnya.
"Kok malah ketawa sih?" gerutu ina.
"Maaf aku ga bisa romantis, tapi mau kan jadi pacar aku?" tanya alvin to the point. Ina terlihat tampak berfikir
"Mau ga ya?" ujarnya.
Alvin diam menunggu jawaban dari ina, ia takut kalo ternyata ina malah suka sama arga yang tinggal bersamanya ia takut ina tak akan menerima perasaannya dan ia takut setelah ini ia akan kehilangan ina.
"M-mau" ujar ina pelan sekali namun masih bisa di dengar oleh alvin. Alvin tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke depan wajah ina.
"Apa? Aku ga denger" ujar alvin menggoda.
"Ishh iya mauu" kata ina sebel. Alvin terkekeh lalu tiba tiba memeluk ina, ina sempat membeku karena tingkah alvin yang tiba tiba.
"A-alvinn A-aku ga bisa na-faass" ucap ina sambil memuluk pelan tangan alvin yang memeluknya.
"Eh maaf ga sengaja" balas alvin sambil nyengir. Tampan sekali itu yang ada di pikiran ina sekarang.
Ina hanya mengangguk dan seketika bingung harus membicarakan apa. Melihat ke arah lain seakan itu lebih indah dari wajah alvin, alvin yang merasa di cuekin hanya diam sambil melihat wajah ina lekat.
"Jangan di liatin terus nanti suka" celetuk ina.
"Emang udah suka" jujur alvin. Ina terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE IT'S YOU [END]
Ficção Adolescentekenapa rasa sayang bisa terbagi? bagaimana mencegah rasa sayang tersebut agar tak ada yang tersakiti? kenapa seseorang harus di berikan pilihan yang sangat sulit... ayo baca^^