Pagi ini ina bersiap untuk berangkat sekolah, saat dia sudah selesai bersiap tinggal sarapan dan mengenakan sepatu. Ina turun ke bawah dan langsung membuka tudung saji yang ada di meja makan, tumben bau masakan tidam tercium di hidung ina. Saat ina membukanya dia baru sadar jika arga masih sakit tentu saja belum memasak.
"Aduh! Lupaa kan om arga lagi sakit" ina memukul keningnya kuat.
"Aww!" lanjutnya saat merasa sakit di keningnya akibat ulahnya sendiri.
Tidak menyadari sedari tadi arga melihatnya dari belakang dan terkekeh geli melihat tingkah ina.
"Ini sarapannya. Saya tidak bisa masak jadi saya pesan online untuk sarapanmu" ujar arga saat sudah berdiri di samping ina.
"Aaaaaaaaa" teriak ina kaget.
"Heh! Kenapa?" kaget arga.
"Aku kira setan tadi" celetuk ina membuatnya mendapat jitakan di kepala. Pelan sih tapi terasa juga.
"Ish" gerutu ina.
"Sudah. Jangan banyak bicara makan saja" ujar arga dan duduk di kursi.
"Ambilkan mangkok tempat buburnya" lanjut arga saat ina ingin duduk.
"Kenapa aku? Kenapa ngga om aja?" kesalnya namun tetap berdiri dan mengambil mangkok, minum , dan sendok.
"Karena keadaan saya masih belum stabil" adu arga.
"Salah sendiri sok kuat" cuek ina.
"Bukan sok kuat. Tapi memang sibuk" balas arga ikut ikutan kesal. Dan sekarang kepalanya kembali pusing karena ina mengajaknya ribut.
"Iya iya nih" ina menyerahkan mangkok untuk arga.
Mereka sarapan dengan diam tumben sekali arga tak mencari gara gara mungkin karena dia masih terlalu lelah ya.
"Aku selesai" adu ina dan berdiri dari duduknya.
"Sebentar" balas arga dan berdiri. Merapikan rambut ina yang sedikit berantakan dan melap sudut bibir ina yang terdapat sisa bubur sarapan pagi ini.
Ina kaget dengan perlakuan tiba tiba dari arga dan langsung mundur sedikit ke belakang. "Ah iya om, udah kan?" ina mendongakkan kepalanya. Arga mengangguk dan pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
Ina membereskan semuanya dan berjalan ke kamar arga melihat arga yang sedang terbaring.
"Om" panggil ina tiba tiba.
"Saya kaget" kesal arga.
"Cepat sembuh ya. Ina berangkat dulu papai" pamitnya dan langsung berlari keluar memasang sepatu karena ojek online yang di pesannya tadi sudah datang.
"Ojeknya neng?"
"Iya pak. Ke sekolah ya pak"
"Baik buk, pegangan ya buk. Jangan lupa peluk biar tidak jatuh"
"Oke pak siap, eh tapi bapak ke enakan dong?"
"Gapapa buk, saya ngebut nih"
Motor melaju kencang membelas jalanan pagi ini membuat ina takut dan mau tak mau memeluk sang pengemudi.
"Pak pak. Jangan terlalu cepet bawanya pak ini msih terlalu pagi. Jantung saya mau copot rasanya" protes ina.
"Pegangan ya buk, kita akan melaju kencang"
NGENGGGGG!!
"ALVINNN JANGAN GITU ISH, TURUNIN GA TURUNNNN" teriak ina histeris.
"Sayang jangan marah dong, kan cuma bercanda" ujar alvin saat motor sudah berhenti di tepi jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE IT'S YOU [END]
Teen Fictionkenapa rasa sayang bisa terbagi? bagaimana mencegah rasa sayang tersebut agar tak ada yang tersakiti? kenapa seseorang harus di berikan pilihan yang sangat sulit... ayo baca^^