Setelah pulang dari makan makan semalam, Ina dan teman temannya pagi ini bangun kesiangan. Pasalnya mereka bertiga menonton drakor hingga pagi hari sekitar jam 3 atau 4 mungkin. Karena terlalu lelah akhirnya mereka bangun siang hari ini, dan bunyi alarm terdengar berisik di telinga mereka. Oh ayolah ini sudah jam 10 pagi atau mungkin bisa di bilang menjelang siang, namun tak satupun dari mereka yang ingin bangun.
"Eunghh" erang Ina sambil menarik persendiannya.
Setelah duduk dan mengumpulkan nyawanya ina merasa ada yang sedang berada di dalam rumahnya, dan dia melirik ke samping mendapati teman temannya masih tertidur. Jadi siapa itu? Pikir ina.
Ina turun dari kasur dan mengambil sapu yang ada di kamarnya lalu bersiap keluar sebelum keluar dia menendang Ica dan Keke untuk bangun dan membantunya menghajar orang yang berani masuk ke rumahnya sembarangan.
"Ck. Apaan sih" gerutu Ica merasa terganggu.
"Hey bangunn! Ada suara aneh dari bawah" bisik Ina agar tak membuat si pengganggu itu sadar jika Ina sudah bangun.
Mereka berdua segera membuka mata lebar lebar dan ikut bangun seketika membuat mata mereka segar. Padahal kantong mata mereka sudah hitam karena begadang a.k.a mata panda.
Mereka turun kebawah dan melihat orang memakai hoodie dengan penutup kepala, merasa semakin aneh ina maju terlebih dahulu. Ica di belakang sudah menggerutu karena ketakutan.
"Kita ngapain sih, takut tau kalo dia psikopat gimana?" bisik ica gelisah membuatnya mendapat sikuan di perutnya dan pelakunya siapa lagi kalo bukan keke. Kan dia yang suka sekali untuk menyiksa ica, ica cemberut dan diam ikut mengendam.
Oh ya ampun mengapa mereka sekarang seperti maling, padahal ini rumah ina sendiri. Setelah sampai di belakang orang yang sedang sibuk dengan urusan dapur itu ina langsung melayangkan pukulan sapunya kepada orang itu sambil berteriak
"NGAPAIN LO DI RUMAH GUA HA?! MAU MALING KAN LO?! JANGAN MACE-"
Ucapan ina terpotong saat mendapati orang yang di pukulnya berteriak juga."APA MAKSUDMU DENGAN MALING HA!? INI RUMAH GUA JUGA GOBLOK" teriak si empu yang menjadi korban.
Ina,Ica, dan Keke seketika membeku. Ina mengerjapkan matanya pelan dan berharap dia tidak salah orang kali ini, ini benar bener orang rumahnya dan dia sangat mengenali suara itu suara yang bisanya berbicara formal seketika berbicara santai dan juga mengumpat.
"Eemm om..."cicit ina membuat keke dan ica mengernyitkan kening mereka.
"Maaf" lanjut ina lagi.
"Maaf maaf enak aja kamu tuh mukul orang sembarangan, sakit kamu mau saya pukul juga kaya tadi?" celoteh orang itu dan dia sudah memakai bahasa formalnya seperti biasa lagi membuat ina bernafas lega. Artinya laki laki itu tidak terlalu marah padanya.
"Kalian bangun siang sekali anak perawan tapi bangunnya telat, oh dan lihatlah mata kalian itu benar benar menyeramkan" komentarnya sambil melihat ke arah ina dan teman temannya.
Ina menggaruk kepalanya yang terasa gatal dan tersenyum kaku setelah itu dia memukul kembali orang yang ada di depannya
"APA MAKSUD OM MENGATAKAN KAMI MENYERAMKAN?? KAMI ITU BUKAN HANTU LEBIH TEPATNYA KAMI ADALAH BIDADARI" teriaknya dengan tidak tahu malu. Membuatnya mendapat jitakan di kepalanya dan dia mengaduh sakit.
"Hilangkan kebiasaan mengahayalmu, sekarang cuci wajah kalian dan air liur itu oh ya ampun" intruksinya membuat ina meliriknya sinis.
"Serah kita lah kan yang jelek kita bukan om" balas ina sinis. Teman temannya? Sedang menikmati pertengkaran yang sangat heboh di pagi ini, dan kenapa mereka terlihat sangat dekat? Membuat mereka berdua bingung dan membalikan tubuh untuk mencuci muka seperti apa yang di katanya oleh Arga tadi.
Ina mengikuti mereka sebelum itu ia menginjak kaki Arga lalu berlari di iringi teriakan kesakitan oleh Arga
"Sialan, berani beraninya awas kamu nanti akan saya kasih pelajaran" gumamnya dan melanjutkan acara masaknya yang tertunda.
Selesai memasak dia menghidangkan makanannya dan duduk menunggu para perusuh itu untuk turun. Ica selesai duluan jadi dia turun duluan dan ikut duduk di depan Arga, melirik arga seakan dia sedang menyelidiki tentang orang yang ada di depannya ini.
"Berhenti menatap saya seperti itu, saya tau kalo saya tampan. Awas nanti kamu jatuh hati" ujarnya.
"Cih, jijik banget tau ga" balas ica sinis.
Arga hanya diam tak melanjutkan bicaranya lagi, sekarang keke dan ina turun bersama dan terlihat sudah lebih segar dari penampilan berantakan tadi pagi.
Ina duduk di samping arga dan keke duduk di samping ica. Ica masih menatap tidak suka kepada arga, apa yang dia pikirkan sekarang?
"Berhnti menatapnya seperti itu, nanti dia takut sama lu" celetuk keke.
"Jangan di liatin gitu ca, nanti lu kesambet setannya dia" celetuk ina sambil mengambil makanannya.
Awalnya mereka makan dengan nyaman dan tentram sampai saat arga menambahkan sayur ke piring ina mulailah perang kembali.
"Aku ga mau sayur om" gerutu ina memisahkan sayurnya dari makanannya.
"Kamu harus makan sayur biar sehat" balas arga tak mau kalah.
"Sayur itu ga enak ga ada rasanya aku ga suka" balas ina lagi.
"Tidak perlu di rasa yang penting kamu makan" balas arga lagi
"Gimana ga di rasa kan itu masuk ke mulut aku" gerutu ina kesal.
"Kan-"
"Stoppp,, inget ya kalian ga sendiri di sini. Kami juga di sini ngapain sih berantem berantem mulu kalo mau makan itu yang tenang jangan malah ribut mulu" ceramah ica marah.
Ina mengatupkan bibirnya dan diam menikmati makannya tapi masih menyingkirkan sayuran dari piringnya.
Arga melihat itu dan langsung memasukkan kembali sayurnya ke dalam piring ina. Dan mereka masih saja berantem akhirnya keke ambil tindakan."Nih, adil kan?" tanya keke sambil meletakkan sayur di piring ina dan juga di piring arga. "Sekarang makan jangan ada yang ribut lagi" lanjutnya.
Kenapa tiba tiba arga dan ina seperti anak kecil yang di paksa makan sayur oleh ibunya? Ah sudah lupakan saja.
"Nanti setelah selesai kalian cuci piringnya" ucap arga berlalu pergi masuk ke kamarnya.
Ina mengangguk mengerti dan menghabiskan makanannya. Setelah selesau mereka bagi tugas, ina menyusun piringnya, ica membilasnya dan keke mencucinya dengan sabun.
Arga keluar dari kamarnya dan menatap ina lekat dia merindukan tatapan marah ina kepadanya.
"Ngapain liat liat" kesal ina.
"Tidak"
"Halah gua tau lu liatin gua kan" celetuk ica tiba tiba dari belakang . Oke baik cuma ica yang tidak ada sopan santunnya dalam berbicara dengan arga. Bahkan ina masih menggunakan aku kamu jika berbicara dengan arga.
"Diam dan jangan halu" celetuk arga.
"Bersihkan ruang tv yang kalian hancurkan" lanjutnya berlalu duduk di depan rumah dan sambil mengerjakan tugas.
"Kenapa dia malah seperti bos" gumam keke tiba tiba.
"Begitulah dia, makanya gua sering di siksa di sini" balas ina sedih.
"Sabar ya na" ucap keke dan ica bersamaan sambil mengelus punggung ina dan mereka mengangguk bersama.
Hayolo Arga balik
Maaf kalo masih ada typo ya
Jangan lupa vote dan komenSalah author kyud:v
1084 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE IT'S YOU [END]
Teen Fictionkenapa rasa sayang bisa terbagi? bagaimana mencegah rasa sayang tersebut agar tak ada yang tersakiti? kenapa seseorang harus di berikan pilihan yang sangat sulit... ayo baca^^