Hari dimana alvin dan ina pulang bersama sudah beberapa hari yang lalu, sekarang hari di mana alvin akan mengikuti lombanya tapi salahnya lombanyak kali ini tidak di adakan di sekolah mereka melainkan di sekolah lain. Jadi ina tidak bisa melihat bagaimana alvin akan berlomba tidak seperti saat alvin mengikuti olimpiade kemarin. Tapi tak apa ina masih bisa mendukungnya lewat cht dan pagi ini ina bangun pagi serta berangkat tanpa sarapan dia juga menolak ajakan arg untuk pergi bersama.
"Aku udah mesan ojek kok om, jadi om ga perlu anterin aku" ujar ina saat ia berjalan melewati arga. Ada sedikit perasaan tidak setuju saat ina menolak ajakannya tapi arga tidak bisa berbuat jauh.
"Ya sudah hati hati di jalan" balas arga dan masuk ke dalam mobilnya untuk berangkat kuliah.
"Iya om" balas ina dan naik ke ojek yang sudah menunggu di depan rumahnya sedari tadi.
"Selamat pagi neng" ujar kang ojek ke arah ina.
"Pagi juga pak" balas ina sambil tersenyum.
"Kita berangkat sekarang neng?" Tanya pak ojeknya lagi.
"Iyalah pak, masa tahun depan" jawab ina sambil terkekeh dan mereka berangkat kesekolah.
Arga tidak benar benar berangkat duluan, dia menunggu ina saat di persimpangan dan mengikuti ina untuk berangkat ke sekolah.
"Kamu kenapa tidak bisa melihat perasaan ku?" Ujar seseorang berbicara sendiri.
.
.
."Pagi sayang!" teriak ica saat sampai ke kelasnya.
"Pagi juga yang" balas keke dan ina serentak.
"Cieee kompak" ledek ica.
"Belajar ca nanti ulangan" celetuk keke yang kembali fokus dengan buku pelajarannya.
"SUMPAH LO?!" Teriak ica yang membuatnya jadi bahan perhatian.
"Ssstttt jangan ribut napa" tegur ina karena ia juga fokus untuk membaca bukunya.
Ica langsung heboh sendiri dan berlari kesana kemarin karena takut ia tak ada belajar dari semalam ia hanya bermain game online membuatnya takut untuk nanti ikut ulangan. Ia langsung duduk di tempat duduknya dan melirik ke arah Risa teman sebangkunya.
"Saa plissss nanti bantuin gua yah yahaaa" rengek ica seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan membeli ice cream.
"Ck apaan sih lo, belajar juga kali" balas risa sinis. Pasalnya ia memang terkenal pelit jika mengikuti ulangan seperti ini.
"Aduh risaa ini bukan saatnya kepelitan ilmu lu kambuh deh, pliiss bantuin gua ya nanti" ica masih mencoba merayu risa yang kembali terlihat sibuk.
"Diem dan baca aja buku lu dugong" celetuk Yusuf yang berada duduk tepat di belakang ica.
"Ck kek kek babi" gumam ica dan pada saat ia berbalik ke belakang yusuf langsung mendorong jidatnya.
"Diem dan baca aja buku lu dugong" ulangi yusuf ke arah ica.
"Dasar ucup ga puny perasaan" kesal ica dan langsung duduk menghadapat ke depan lagi. Tepat saat guru pelajaran pertama masuk ke dalam kelas.
"Mati gua" gumam ica dan tangannya mulai gemeteran karena emang dia ga pernah fokus dengerin guru menerangkan kalo nggak diam diam main game di dalam kelas ia bisanya mengganggu teman di sekitar tempat dia duduk saja. Tidak pernah sekalipun fokus sama guru yang ada di depan.
Lima menit setelah ulangan di mulai, semuanya sibuk dengan kertas ulangannya masing masing sedangkan ica sedari tadi hanya mencoba meminta contekan ke teman temannnya tapi seketika mereka menjadi budek karena tak mendengarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE IT'S YOU [END]
Ficção Adolescentekenapa rasa sayang bisa terbagi? bagaimana mencegah rasa sayang tersebut agar tak ada yang tersakiti? kenapa seseorang harus di berikan pilihan yang sangat sulit... ayo baca^^