Setelah kejadian kemarin tangan ina jadi harus di pakein Arm sling (Peyangga lengan). Sebenarnya kemarin tidak di pakein itu juga tidak apa apa, namun alvin memaksa karena takut tangan ina semakin parah.
Dan parahnya lagi bagaimana sikap arga melihat ina pulang dengan keadaan tangan begitu. Ia langsung mewawancarai ina tanpa ampun dan menasehatinya agar lebih berhati hati. Hufftt mengingatnya saja membuat ina pusing dengan sikap posesif kedua lekaki baru dalam hidupnya ini.
"Na,, ayo makan" teriak arga dari bawah sambil melepaskan arpon yang ia gunakan.
Ina baru saja selesai mandi dan sedang kesulitan untuk menyisir rambutnya,
"Oh sial, kenapa susah banget sih. Kenapa coba harus tangan kanan. Kan susah mau ngapa ngapain juga" gerutunya sambil berusaha untuk menyisir walau ia tau itu sia sia.
Tiba tiba arga datang dan melihat ina kesusahan "Kalo lagi ribet itu panggil saya aja, kenapa kamu malah makin menyusahkan diri" ucapnya sambil merebut sisir dari tangan ina dan mulai menyisir rambut ina.
Ina diam beberapa saat dan langsung tersadar karena laki laki itu belakangnya itu mengagetkannya "WOY" teriaknya.
"Aishhh" desis ina.
"Jangan melamun mulu, nanti kesambet ini masih pagi" omelnya membuat ina ingin menenggelamkan diri saja.
"Iya iya ga usah bawel, buruan kerjain aku mau sarapan terus berangkat" balas ina menggerutu.
"Sabar tuan putri" balas arga.
Setelah selesai dengan perbedatan hebat di pagi hari yang begitu cerah ini, akhirnya mereka juga sudah selesai makan. Ya walau ina makan harus di suapin sama arga tapi gapapa lah yang penting dia sarapan.
Hari ini dan seterusnya arga yang akan mengantar jemput ina, ina juga bingung kenapa laki laki itu suka sekali mengatur hidupnya. Seperti orang tuanya saja, huh dan itu membuat ina kesal.
"Hati hati tangannya, nnti kalo ga kuat buat nulis ga usah di paksain, terus kalo laper permisi aja sama gurunya buat makan, jangan jadi sok jagoan lagi di sekolah. Mengerti?" omel arga saat ina hendak keluar mobil.
Ina mengbembuskan nafasnya ke atas mambuat poninya naik dan itu sangat menggemaskan di mata arga, lalu mengcerutkan bibirnya lucu. Serta mengerjapkn matanya beberapa kali. Itu bukan hal lucu bagi ina karena dia sedang menahan kekesalannya kepada orang di sampingnya ina. Lalu kaget saat arga mengacak rambutnya seperti apa yang biasa di lakukan alvin.
"Mengerti hm?" tanyanya lagi.
"Iya iya om bawel banget sih , melebihi emak emak komplek tau ga" gerutu ina.
"Ngga" balasnya santai.
"Ishhh, terserah lah" ucapnya dan langsung keluar mobil. Mengambil tasnya di bangku belakang dan menutup pintunya sangat keras.
"OWWW dia kesal tapi begitu menggemaskan" ucap arga saat ina sudah masuk ke gerbang sekolah.
"Oh sial, gua telat" ucapnya saat melirik ke arah jam tangannya, dengan begitu dia langsung melajukan mobilnya menuju kampus.
.
.
.
."Selamat pagiii" ica baru saja sampai dan langsung menyapa dengan keceriaannya, baguslah untuk moodnya baik hari ini jadi tidak membuat ribet mereka(Keke dan Ina).
"Pagi" balas keke dan ina serempak.
Ica duduk di kursinya dan langsung mengusik ina yang terlihat sedang memperbaiki arah duduknya yang tadi ke samping jadi ke depan karena sebentar lagi guru akan masuk. Ina melirik ke samping mendapati kursi alvin kosong, kenapa? Pikir ina.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE IT'S YOU [END]
Teen Fictionkenapa rasa sayang bisa terbagi? bagaimana mencegah rasa sayang tersebut agar tak ada yang tersakiti? kenapa seseorang harus di berikan pilihan yang sangat sulit... ayo baca^^