Ina dan Alvin selesai memakan sarapannya, akhirnya Ina merasa lega karena Alvin uangnya tidak jadi keluar untuk membeli sarapan, ia juga merutuki dirinya kenapa bisa bisanya terlalu bersemangat sampai tak sarapan sebelum ke sini, ya ke tempat Alvin akan berlomba. Lebih tepatnya di sekolah mereka, dan akhirnya hari semakin naik serta sudah banyak peserta berdatangan, Alvin dan Ina menuju ruang lomba. Sebenarnya tak hanya hanya lomba matematika namun juga lomba pelajaran lainnya.
Alvin sampai di depan kelas tempat ia akan berlomba dan Ina menunggu akan menunggu di luar sampai Alvin selesai lomba, seperti janjinya beberapa waktu lalu.
"Emm na, doain aku ya" ucap alvin gugup.
Ina tersenyum menanggapinya sambil mrngangguk semangat, Alvin tersenyum dan mengacak acak rambut Ina gemas.
"Ish alvinn,, rambutku rusak" gerutunya sambil memperbaiki rambutnya yang di rusak Alvin. Alvin hanya terkekeh melihat tingkah Ina.
"Aku masuk dulu na" ucap Alvin saat mendengar pengumuman seluruh siswa yang ikut lomba untuk masuk ke ruangannya masing masing. Ina mengangguk dan melambaikan tangannya lalu memilih untuk duduk di kursi depan kelas menunggu Alvin selesai lombanya.
Lomba berjalan dengan lancar, alvin bisa menyelesaikannya tepat waktu. Namun ina kaget melihat wajah murungnya saat keluar dari kelas ruang tempatnya berlomba.
"Kenapa wajahmu murung begitu?" tanya ina sambil berdiri, senyum di wajahnya luntur seketika.
"Tidak apa apa, hanya saja tadi ada sedikit yang salah. Sepertinya nilaiku tak akan sempurna" jawab alvin ragu.
Ina mengangguk mengerti dan kaget saat keke dan ica datang ke dekat mereka.
"Cie cie berduaan aja, awas ke tiganya setan" ledek ica saat sampai di dekat mereka.
"Heh! Ada ada aja lu, eh vin gimana lombanya lancar?" tanya keke mengalihkan pembicaraan.
"Katanya tadi ada satu soal yang di jawab kurang sempurna, jadi kayanya nilai alvin ga bakalan sempurna katanya gitu" jelas ina sambil melirik alvin. Alvin hanya tersenyum canggung sambil menggaruk tengguknya yang tidak gatal.
"Ah elah, satu soal aja bikin repot amat" celetuk ica.
"Heh onta! Lu kira ini latihan salah satu soal aja ga berdampak sama nilainya" kesal ina. Ica hanya menyengir memperlihatkan deretan giginya.
"Ga usah kaya begitu, kaya kuda tau ga" celetuk keke membuat ica langsung menutup mulutnya. Membuat keke alvin dan ina terkekeh geli.
Mereka memilih untuk menunggu hasil lomba alvin di bangku dekat lapangan, terdengar pengumuman bahwa nilainya akan di umumkan dan mengharuskan siswa yang ikut lomba untuk berbaris di lapangan.
"Nilainya sudah di proses, kalian bisa melihat nilai kalian di mading dekat ruang guru di sebelah kanan bapak, kalian sudsh berjuang. Ini saatnya untuk membuktikan bahwa kalian layak untuk ikut lomba ke tahap selanjutnya. Kalau begitu saya ucapkan selamat untuk yang menang dan jangan berkecil hati untuk yang belum menang" ucap bapak kepala sekolah untuk seluruh siswa yang ikut lomba dari berbagai sekolah itu.
"Na,, yuk liat nilai alvin" ajak keke.
"Ya tunggu alvinnya dulu lah" baru saja ina mengatakan itu alvin sudah datang menghampiri mereka, akhirnya sampai di depan mading semuanya berkumpul membuat sesak seketika karena bersempit sempitan.
Tak sengaja ada yang menyenggol ina membuatnya hampir terjatuh jika tidak di tahan alvin dari belakang.
"Hati hati na" ucap alvin sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE IT'S YOU [END]
Teenfikcekenapa rasa sayang bisa terbagi? bagaimana mencegah rasa sayang tersebut agar tak ada yang tersakiti? kenapa seseorang harus di berikan pilihan yang sangat sulit... ayo baca^^